Nama : Regina Suci Prima Yuni
Nim : 11413244009
Studi Kasus Ketahanan Budaya
KLAIM MALAYSIA TERHADAP BUDAYA
INDONESIA
Suatu paham kebangsaan
yang menjadi bekal bagi berdirinya suatu bangsa, ialah suatu kejayaan bersama
di zaman yang lampau dimilikinya orang-orang besar dan diperolehnya
kemenangan-kemenangan, sebab penderitaan itu menimbulkan kewajiban-kewajiban,
yang selanjutnya mendorong kearah adanya usaha bersama. Pengorbanan yang
dilakukan oleh para founding father suatu negara pun merupakan upaya untuk
memperlihatkan bahwa masyarakatnya merupakan orang-orang yang merdeka atas
dirinya dan budaya lokal merupakan jati dirinya, sehingga pengklaiman oleh
negara lain terhadap budaya tersebut merupakan tindakan yang telah melewati
ambang toleransi dan dibutuhkan tindakan tegas untuk menanganinya.
Menilik atas tindakan
pengklaiman budaya Indonesia yang dilakukan oleh Malaysia merupakan bentuk
ketidak patutan terhadap pelanggaran identitas nasional suatu bangsa yang akan
mengakibatkan pergeseran nilai dari identitas budaya tersebut dan kerancuan
persepsi di dunia global. Suatu negara tentu diharuskan untuk membangun citra
negaranya dan mengembangkan bangsanya dengan proses yang bersifat dinamis dan
berkelanjutan. Seperti upaya Malaysia dengan menggunakan promosi pariwisata
sebagai alat pencitraan negaranya sekaligus untuk menarik wisatawan datang ke
Malaysia. Namun tindakan pemerintah Malaysia yang keliru menggunakan dan
memasukkan budaya-budaya Indonesia kedalam promosi pariwisatanya sangatlah
tidak dapat diindahkan.
Konflik kebudayaan
antara Indonesia-Malaysia bermula ketika ada beberapa pemuda dari negara
tetangga tersebut (baca: Malaysia) menyanyikan sebuah lagu yang berjudul “Rasa
sayange” dalam acara pembukaan forum pertukaran pemuda Jepang-Asean di Tokyo
pada pertengahan bulan Oktober 2007, bukan hanya itu, lagu ini dijadikan jingle
dalam salah satu iklan pariwisata Malaysia. Hal tersebut menunjukkan secara
implisit bahwa lagu tersebut adalah milik Malaysia.
Setelah itu kesenian dan kebudayaan indonesia
dikejutkan lagi dengan adanya alat musik asal malaysia yang disebut dengan
“malay bamboo” yang setelah dilihat lebih jelas lagi ternyata sangat mirip
bahkan tidak ada bedanya dengan “angklung” yang berasal dari Jawa Barat.
Permasalahan kemudian berlanjut lagi pada persoalan dunia seni dan budaya
Indonesia, munculnya tarian di Malayisa yang mereka namakan dengan “barong
dance” yang sama sekali tidak ada bedanya dengan tarian Reog Ponorogo yang
berasal dari Ponorogo, Jawa timur. Terakhir kini, muncul lagi dengan adanya
iklan Malaysia Truly Asia 2009 yang menampilkan Tarian Pendet dari Bali, dan
diketahui akibat hal tersebut menimbulkan protes keras oleh masyarakat
Indonesia, dari konsep nasionalisme serta kesatuan bangsa dengan perasaan Malaysia
merupakan musuh eksternal bersama yang mengganggu kesatuan tanah air, dapat
diaplikasikan dengan tindakan rakyat Indonesia dengan maraknya aksi protes,
demonstrasi, hingga perang di dunia maya yang merupakan ekspresi dari rakyat
Indonesia yang merasa dirugikan atas tindakan Malaysia tersebut. Sebab rakyat
Indonesia telah menggangap bahwa Malaysia berusaha mencuri perlahan-lahan
budaya dari Indonesia
Tetapi rakyat
Indonesia pun tidak serta merta menyalahkan seratus persen kepada pihak
Malaysia, sebab menjadi sentilan yang sangat pedih bagi rakyat Indonesia bahwa
beraninya negara tetangga dalam melakukan pengklaiman budaya tersebut,
dikarenakan oleh sikap rakyat Indonesia yang ternyata selama ini kurang
memeperhatikan budaya-budaya lokalnya, dan hanya merasa marah ketika mengetahui
bahwa ada negara lain yang berusaha mengatas milikkannya, sedangkan upaya
rakyat Indonesia sendiri dalam melestarikan budaya-budaya tersebut masih sangat
minim. Maka menjadi pelajaran bagi masyarakat Indonesia saat ini untuk lebih
mengahrgai keranekaragaman dan kekayaan yang ada di negaranya dan menjadikannya
sebagai jadi diri bangsa yang dapat mendunia.
Negara
tetangga yang satu ini berulah dengan melakukan klaim terhadap kebudayaan kita,
yang menjadi sasaran terbaru adalah Tari Pendet asal Bali, mereka
menggunakannya untuk iklan pariwisata Malaysia, setelah mereka “mengirim”
teroris ke Indonesia, sekarang mereka mau “mencuri” kebudayaan Indonesia, mereka
begitu jeli memanfaatkan situasi dimana sebagian besar rakyat Indonesia sudah
tidak begitu memperhatikan kebudayaannya sendiri, situasi dimana rakyat
Indonesia lebih bangga jika menggunakan yg berbau luar dan asing, situasi
dimana, kebudayaan-kebudayaan tersebut sudah jarang dan hampir punah mungkin
dari bumi pertiwi, dikarenakan hanya sedikit orang yang mau tetap
melestarikannya. Media televisi, juga dengan latahnya mengikuti trend ini.
Analisia
terhadap Kasus
KLAIM MALAYSIA TERHADAP
BUDAYA INDONESIA
Hubungan Indonesia dan Malaysia kembali memanas beberapa waktu yang lalu, pemicunya gara-gara Malaysia yang menggunakan
kebudayaan Indonesia, dalam kasus tersebut kebudayaan
merupakan faktor utama dalam mempertahankan ketahanan budaya, baik memperburuk atau
memperkuat ketahanan budaya Indonesia terhadap “Klaim Malaysia Terhadap Budaya
Indonesia”. Konflik
dengan Malaysia, bukan kali ini terjadi, sejarah panjang mencatat, hubungan dua
negara tetangga memang terus mengalami pasang surut, terjadinya konflik tentu
saja memperburuk ketahan budaya nasional bangsa Indonesia.
Pengklaiman budaya
Indonesia yang dilakukan oleh Malaysia merupakan bentuk ketidak patutan
terhadap pelanggaran identitas nasional suatu bangsa yang akan mengakibatkan
pergeseran nilai dan memperburuk ketahanan budaya dari identitas budaya
tersebut dan persepsi buruk di dunia global, banyak sekali kebudayaan Indonesia
yang diklaim oleh Malaysia, namun Indonesia baru menyadari setelah Malaysia
mengklaim, dan hal itu tentunya memperburuk ketahanan budaya Indonesia, Indonesia
tidak menyalahkan Malaysia sepenuhnya.
Malaysia sebaiknya
harus menghormati kebudayaan yang sudah digariskan menjadi hak milik Indonesia,
Malaysia sebagai negara tetangga harus menghormati Indonesia, malaysia jangan
sekali-kali mengklaim kebudayaan atau wilayah Indonesia karena rakyat Indonesia
pasti akan memberikan refleks yang keras karena hal itu. Malaysia begitu banyak
mengklaim kebudayaan Indonesia menyebabkan memperburuknya ketahanan budaya
Indonesia, untuk itu masyarakat Indonesia harus memperjuangkan kebudayaan
daerah masing-masing agar tercapainya kekuatan dalam keatahanan budaya, salah
satu aspek yang memperburuk ketahanan budaya Indonesia yaitu Globalisasi, kehadiran teknologi informasi
dan teknologi komunikasi mempercepat akses proses globalisasi ini, globalisasi
menyentuh seluruh aspek penting kehidupan, terutama aspek kebudayaan,
globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus
diselesaikan,dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan
dan ketahanan budaya Indonesia, bangsa Indonesia harus bersiap-siap menerima
kenyataan masuknya pengaruh budaya luar terhadap seluruh aspek kehidupan
bangsa.
Saat ini bangsa Indonesia lebih suka atau asik dengan kebudayaaan
barat yang melanda hampir seluruh rakyat Indonesia akibat dari globalisasi, pada era globalisasi saat
ini, mengelola suatu bangsa yang luas dan besar seperti bangsa Indonesia tentu
bukan merupakan hal yang mudah. Tantangan globalisasi menjadi bagian dari
tantangan yang bersifat eksternal selain dari tantangan, bahkan ancaman yang
berasal dari keanekaragaman budaya dan suku bangsa yang bersifat internal, globalisasi dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat,
disegala aspek kehidupan, hal ini tentunya dipengaruhi oleh adanya kecepatan
dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi, dalam perkembangan ilmu
pengetahuan Negara maju yang menguasai itu, mereka yang mampu mengerakan
komunikasi internasional justru Negara-negara maju, sedangkan Negara-negara
yang berkembang sepertui Indonesia, selalu khawatir akan tertinggal dalam arus
globalisai dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya,
termasuk kesenian kita.
Di Negara maju kekuatan nasional dan ketahanan budaya menentukan peranan negara
dalam perkembangan dunia internasional, namun tidak berarti bahwa suatu negara
harus memiliki secara mutlak keseluruhan dari unsur-unsur kekuatan nasional
tersebut demi mencapai keatahan budaya yang kuat,. selain dari unsur-unsur
kekuatan nasional yang dimiliki oleh suatu negara, faktor lain yang
sangat mempengaruhi kekuatan nasional yang berkaitan dengan unsur-unsur
kekuatan nasional tersebut adalah bagaimana suatu negara mampu mengelola dan
memanfaatkan dari unsur-unsur kekuatan nasional demi ketahanan budaya yang
emnjadikan budaya itu kuat tak mudah di gangu oleh Negara lain.
Tanpa disadari dengan keadaan yang seperti ini menjadikan
Indonesia krisis kebudayaan, budaya yang seharusnya dilestarikan, memang
hubungan Indonesia dan Malaysia sering terjadinya pasang surut, yang mungkin
disengaja oleh suatu kelompok yang tidak menghendaki hubungan baik antara
Malaysia dan Indonesia, baik dipihak
kelompok-kelompok tertentu di Malaysia maupun Indonesia yang sengaja memanas-manasi,
supaya hubungan kedua negara semakin tegang, belum terselesaikan yang satu, muncul lagi kemudian hal lain yang
dapat membuat kedua belah pihak bersitegang, memang tidak dapat dipungkiri
bahwa kemakmuran ekonomi Malaysia telah membuat citra negeri tersebut relatif
lebih baik dimata dunia, Malaysia ingin mengatakan bahwa Malaysia kini lebih
maju dari Indonesia, dan hal inilah yang digunakan Malaysia untuk berbuat seenaknya.
Indonesia
dan malaysia seakan mempunyai dendam yang gak pernah bisa habis dan hilang,
sebagian rakyat Indonesia yang terlihat sangat membenci rakyat malaysia di
karnakan ulah pemerintahan malaysia yang selalu menyayat perasaan bangsa Indonesia,
rakyat malaysia telah sadar dan telah dewasa dalam memandang hal-hal seperti
ini, tapi di sayang kan dengan masi banyak nya rakyat indonesia yang belum mau
menerima dan berpikir positif seperti rakyat Malaysia, sebenar nya hanya
masalah sepele penyebab dari konflik dua
negara besar ini dengan hal demikian lah yang membuat kekeliruan tak pernah
berakhir.
Indonesia tidak terlepas dari kebudayaan yang ada,
permasalahan-permasalahan kebudayaan pun mulai timbul, seiring berkembangnya
zaman, kebudayaan di Indonesia mulai luntur, hal ini dikarenakan semakin
berkembangnya teknologi yang mempunyai dampak negatif terhadap kebudayaan
Indonesia. Dengan banyaknya media elektronik kebudayaan barat mulai mengubah
pola pikir masyarakat Indonesia. Karena pola pikir masyarakat Indonesia yang
masih rendah, mereka dengan mudah mengikuti budaya barat tanpa adanya filtrasi,
sehingga mereka cenderung melupakan kebudayaanya sendiri.
Kebudayaan setiap masyarakat atau bangsa terdiri dari
unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu
ketahanan budaya yang bersifat kesatuan nasional, rasa kebersamaan atau
yang biasa disebut solidaritas merupakan suatu wujud nasionalisme yang penting
dan harus ditumbuhkan saat ini, rasa kebersamaan dapat memberikan semangat atau
spirit yang tangguh bagi masyarakat dan negara untuk terus membangun dan memajukan
bangsa termasuk keatahanan budaya nasional dan meperbaiki buruknya kebaudayaan
saat ini, dapat kita clihat seperti saat
terjadinya klaim budaya-budaya nasional Indonesia oleh negeri jiran Malaysia, pada
saat itu secara spontan masyarakat Indonesia muncul rasa kebersamaan atau
solidaritasnya untuk maju untuk membela hak-hak bangsa Indonesia.
Rasa kebersamaan semestinya harus dapat dirasakan pada setiap
saat dan dimana saja. sehingga rasa nasionalisme atau cinta tanah air dapat
kita wujudkan dan dapat masyarakat nikmati secara merata demi mencapai kekuatan
atau ketahan budaya yang saat ini mulai memudar, salah satu carany yaitu
dengan rasa kebersamaan tidak hanya
muncul saat terjadi bencana, keamanan negara diganggu oleh negara lain, warga
negara kita disiksa oleh warga negara negara lain, mestinya muncul pada setiap
saat dan pada tempatnya, sehingga
masyarakat menjadi aman dan tentram karena pejabat politik memiliki rasa
solidaritas yang tinggi untuk membela rakyat agar menjadi maju dan hidup
bahagia, pejabat politik juga memiliki rasa kebersamaan dalam menanggulangi
kemiskinan, pengangguran dan kebodohan yang masih banyak dirasakan oleh
rakyat Indonesia walaupun kita sudah merdeka selama 64 tahun.
Permasalahan budaya
Indonesia sangatlah banyak dilihat dari beberapa factor yaitu, kurangnya regenerasi dari masyarkat
Indonesia, kurangnya rasa memilki antara sesame, kurangnya pengharagaan dari
pemerintah atas upaya mempertahankan kebudayaan, konsep pelestarian budaya yang
kurang teapat, masyarakat yang teralalu mudah menyarap budaya luar. Masalah
budaya Indonesia tersebut bila tidak segera ditangani maka akan berakibat pada
punahnya budaya Indonesia sehingga dikhawatirkan akan terjadi krisis budaya di
jaman anak cucu kita kelak.
Pembelajaran untuk
Indonesia , Seharusnya dari konflik-konflik yang ada, Indonesia dapat belajar
dari pengalaman sebelumnya. Indonesia tidak terlalu sepele terhadap budayanya
sendiri, seperti contoh lagu Tor-tor ini sendiri. Sebelum adanya pengklaiman dari Malaysia, Tarian
ini cukup dibiarkan dan kesenian tersebut kurang dilestarikan. Masyarakat
Indonesia lebih asik kepada budaya kesenian barat dan lainnya, begitu juga
dengan Sipadan dan Ligitan, padahal jika dilihat bahwa pulau tersebut merupakan
wilayah Indonesia dikarenakan bekas jajahan Belanda, hanya saja karena
Indonesia tidak merawatnya, Malaysia saat itu lebih dahulu merawatnya. Budaya
Indonesia itu sangat menarik dan beranekaragam. Wajar saja Malaysia cukup
tertarik dengan kita. Masyarakat dan pemerintahan Indonesia seharusnya
bertindak tegas dan bergerak cepat terhadap pengklaim budaya Indonesia terhadap
Malaysia,
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan kita bersama yakni
kebudayaan yang mempunyai makna bagi kita bangsa Indonesia, kalau bukan kita
lalu siapa lagi yang akan menjaga dan melestarikannya, hal ini sebenarnya akan
menimbulkan rasa tanggung jawab untuk melestarikan kebudayaan tersebut. Begitu
juga halnya dengan pemerintah, pemerintah harus tegas dalam menjaga dan
melestarikan kebudayaan Indonesia dengan cara membuat peraturan
perundang-undangan yang bertujuan untuk melindungi budaya bangsa.
Jika perlu pemerintah harus mematenkan budaya yang ada di
Indonesia agar tidak jatuh ke tangan Negara lain. Pemerintah perlu segera membuat mekanisme untuk mengatur
permasalahan kebudayaan antara Indonesia dengan Malaysia agar ke depan tidak
terjadi lagi permasalahan klaim budaya yang berpotensi mengganggu hubungan
kedua negara.
DAFTAR
PUSTAKA
/