Saturday, December 29, 2012

KETAHANAN BUDAYA


Nama               :  Regina Suci Prima Yuni        
Nim                 :  11413244009

Studi Kasus Ketahanan Budaya
KLAIM MALAYSIA TERHADAP BUDAYA INDONESIA

Suatu paham kebangsaan yang menjadi bekal bagi berdirinya suatu bangsa, ialah suatu kejayaan bersama di zaman yang lampau dimilikinya orang-orang besar dan diperolehnya kemenangan-kemenangan, sebab penderitaan itu menimbulkan kewajiban-kewajiban, yang selanjutnya mendorong kearah adanya usaha bersama. Pengorbanan yang dilakukan oleh para founding father suatu negara pun merupakan upaya untuk memperlihatkan bahwa masyarakatnya merupakan orang-orang yang merdeka atas dirinya dan budaya lokal merupakan jati dirinya, sehingga pengklaiman oleh negara lain terhadap budaya tersebut merupakan tindakan yang telah melewati ambang toleransi dan dibutuhkan tindakan tegas untuk menanganinya.

Menilik atas tindakan pengklaiman budaya Indonesia yang dilakukan oleh Malaysia merupakan bentuk ketidak patutan terhadap pelanggaran identitas nasional suatu bangsa yang akan mengakibatkan pergeseran nilai dari identitas budaya tersebut dan kerancuan persepsi di dunia global. Suatu negara tentu diharuskan untuk membangun citra negaranya dan mengembangkan bangsanya dengan proses yang bersifat dinamis dan berkelanjutan. Seperti upaya Malaysia dengan menggunakan promosi pariwisata sebagai alat pencitraan negaranya sekaligus untuk menarik wisatawan datang ke Malaysia. Namun tindakan pemerintah Malaysia yang keliru menggunakan dan memasukkan budaya-budaya Indonesia kedalam promosi pariwisatanya sangatlah tidak dapat diindahkan.

Konflik kebudayaan antara Indonesia-Malaysia bermula ketika ada beberapa pemuda dari negara tetangga tersebut (baca: Malaysia) menyanyikan sebuah lagu yang berjudul “Rasa sayange” dalam acara pembukaan forum pertukaran pemuda Jepang-Asean di Tokyo pada pertengahan bulan Oktober 2007, bukan hanya itu, lagu ini dijadikan jingle dalam salah satu iklan pariwisata Malaysia. Hal tersebut menunjukkan secara implisit bahwa lagu tersebut adalah milik Malaysia.

 Setelah itu kesenian dan kebudayaan indonesia dikejutkan lagi dengan adanya alat musik asal malaysia yang disebut dengan “malay bamboo” yang setelah dilihat lebih jelas lagi ternyata sangat mirip bahkan tidak ada bedanya dengan “angklung” yang berasal dari Jawa Barat. Permasalahan kemudian berlanjut lagi pada persoalan dunia seni dan budaya Indonesia, munculnya tarian di Malayisa yang mereka namakan dengan “barong dance” yang sama sekali tidak ada bedanya dengan tarian Reog Ponorogo yang berasal dari Ponorogo, Jawa timur. Terakhir kini, muncul lagi dengan adanya iklan Malaysia Truly Asia 2009 yang menampilkan Tarian Pendet dari Bali, dan diketahui akibat hal tersebut menimbulkan protes keras oleh masyarakat Indonesia, dari konsep nasionalisme serta kesatuan bangsa dengan perasaan Malaysia merupakan musuh eksternal bersama yang mengganggu kesatuan tanah air, dapat diaplikasikan dengan tindakan rakyat Indonesia dengan maraknya aksi protes, demonstrasi, hingga perang di dunia maya yang merupakan ekspresi dari rakyat Indonesia yang merasa dirugikan atas tindakan Malaysia tersebut. Sebab rakyat Indonesia telah menggangap bahwa Malaysia berusaha mencuri perlahan-lahan budaya dari Indonesia
Tetapi rakyat Indonesia pun tidak serta merta menyalahkan seratus persen kepada pihak Malaysia, sebab menjadi sentilan yang sangat pedih bagi rakyat Indonesia bahwa beraninya negara tetangga dalam melakukan pengklaiman budaya tersebut, dikarenakan oleh sikap rakyat Indonesia yang ternyata selama ini kurang memeperhatikan budaya-budaya lokalnya, dan hanya merasa marah ketika mengetahui bahwa ada negara lain yang berusaha mengatas milikkannya, sedangkan upaya rakyat Indonesia sendiri dalam melestarikan budaya-budaya tersebut masih sangat minim. Maka menjadi pelajaran bagi masyarakat Indonesia saat ini untuk lebih mengahrgai keranekaragaman dan kekayaan yang ada di negaranya dan menjadikannya sebagai jadi diri bangsa yang dapat mendunia.
Negara tetangga yang satu ini berulah dengan melakukan klaim terhadap kebudayaan kita, yang menjadi sasaran terbaru adalah Tari Pendet asal Bali, mereka menggunakannya untuk iklan pariwisata Malaysia, setelah mereka “mengirim” teroris ke Indonesia, sekarang mereka mau “mencuri” kebudayaan Indonesia, mereka begitu jeli memanfaatkan situasi dimana sebagian besar rakyat Indonesia sudah tidak begitu memperhatikan kebudayaannya sendiri, situasi dimana rakyat Indonesia lebih bangga jika menggunakan yg berbau luar dan asing, situasi dimana, kebudayaan-kebudayaan tersebut sudah jarang dan hampir punah mungkin dari bumi pertiwi, dikarenakan hanya sedikit orang yang mau tetap melestarikannya. Media televisi, juga dengan latahnya mengikuti trend ini.



Analisia terhadap Kasus
KLAIM MALAYSIA TERHADAP
BUDAYA INDONESIA
Hubungan Indonesia dan Malaysia kembali memanas beberapa waktu yang lalu, pemicunya gara-gara Malaysia yang menggunakan kebudayaan Indonesia, dalam kasus tersebut kebudayaan merupakan faktor utama dalam mempertahankan  ketahanan budaya, baik memperburuk atau memperkuat ketahanan budaya Indonesia terhadap “Klaim Malaysia Terhadap Budaya Indonesia”. Konflik dengan Malaysia, bukan kali ini terjadi, sejarah panjang mencatat, hubungan dua negara tetangga memang terus mengalami pasang surut, terjadinya konflik tentu saja memperburuk ketahan budaya nasional bangsa Indonesia.
Pengklaiman budaya Indonesia yang dilakukan oleh Malaysia merupakan bentuk ketidak patutan terhadap pelanggaran identitas nasional suatu bangsa yang akan mengakibatkan pergeseran nilai dan memperburuk ketahanan budaya dari identitas budaya tersebut dan persepsi buruk di dunia global, banyak sekali kebudayaan Indonesia yang diklaim oleh Malaysia, namun Indonesia baru menyadari setelah Malaysia mengklaim, dan hal itu tentunya memperburuk ketahanan budaya Indonesia, Indonesia tidak menyalahkan Malaysia sepenuhnya.
Malaysia sebaiknya harus menghormati kebudayaan yang sudah digariskan menjadi hak milik Indonesia, Malaysia sebagai negara tetangga harus menghormati Indonesia, malaysia jangan sekali-kali mengklaim kebudayaan atau wilayah Indonesia karena rakyat Indonesia pasti akan memberikan refleks yang keras karena hal itu. Malaysia begitu banyak mengklaim kebudayaan Indonesia menyebabkan memperburuknya ketahanan budaya Indonesia, untuk itu masyarakat Indonesia harus memperjuangkan kebudayaan daerah masing-masing agar tercapainya kekuatan dalam keatahanan budaya, salah satu aspek yang memperburuk ketahanan budaya Indonesia yaitu Globalisasi, kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akses proses globalisasi ini, globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan, terutama aspek kebudayaan, globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus diselesaikan,dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan dan ketahanan budaya Indonesia, bangsa Indonesia harus bersiap-siap menerima kenyataan masuknya pengaruh budaya luar terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa.
Saat ini bangsa Indonesia lebih suka atau asik dengan kebudayaaan barat yang melanda hampir seluruh rakyat Indonesia akibat dari globalisasi, pada era globalisasi saat ini, mengelola suatu bangsa yang luas dan besar seperti bangsa Indonesia tentu bukan merupakan hal yang mudah. Tantangan globalisasi menjadi bagian dari tantangan yang bersifat eksternal selain dari tantangan, bahkan ancaman yang berasal dari keanekaragaman budaya dan suku bangsa yang bersifat internal, globalisasi dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat, disegala aspek kehidupan, hal ini tentunya dipengaruhi oleh adanya kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi, dalam perkembangan ilmu pengetahuan Negara maju yang menguasai itu, mereka yang mampu mengerakan komunikasi internasional justru Negara-negara maju, sedangkan Negara-negara yang berkembang sepertui Indonesia, selalu khawatir akan tertinggal dalam arus globalisai dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, termasuk kesenian kita.
Di Negara maju kekuatan nasional  dan ketahanan budaya menentukan peranan negara dalam perkembangan dunia internasional, namun tidak berarti bahwa suatu negara harus memiliki secara mutlak keseluruhan dari unsur-unsur kekuatan nasional tersebut demi mencapai keatahan budaya yang kuat,. selain dari unsur-unsur kekuatan nasional yang  dimiliki oleh suatu negara, faktor lain yang sangat mempengaruhi kekuatan nasional yang berkaitan dengan unsur-unsur kekuatan nasional tersebut adalah bagaimana suatu negara mampu mengelola dan memanfaatkan dari unsur-unsur kekuatan nasional demi ketahanan budaya yang emnjadikan budaya itu kuat tak mudah di gangu oleh Negara lain.
Tanpa disadari dengan keadaan yang seperti ini menjadikan Indonesia krisis kebudayaan, budaya yang seharusnya dilestarikan, memang hubungan Indonesia dan Malaysia sering terjadinya pasang surut, yang mungkin disengaja oleh suatu kelompok yang tidak menghendaki hubungan baik antara Malaysia   dan Indonesia, baik dipihak kelompok-kelompok tertentu di Malaysia maupun Indonesia yang sengaja memanas-manasi, supaya hubungan kedua negara semakin tegang, belum terselesaikan yang satu, muncul lagi kemudian hal lain yang dapat membuat kedua belah pihak bersitegang, memang tidak dapat dipungkiri bahwa kemakmuran ekonomi Malaysia telah membuat citra negeri tersebut relatif lebih baik dimata dunia, Malaysia ingin mengatakan bahwa Malaysia kini lebih maju dari Indonesia, dan hal inilah yang digunakan Malaysia untuk berbuat seenaknya.
Indonesia dan malaysia seakan mempunyai dendam yang gak pernah bisa habis dan hilang, sebagian rakyat Indonesia yang terlihat sangat membenci rakyat malaysia di karnakan ulah pemerintahan malaysia yang selalu menyayat perasaan bangsa Indonesia, rakyat malaysia telah sadar dan telah dewasa dalam memandang hal-hal seperti ini, tapi di sayang kan dengan masi banyak nya rakyat indonesia yang belum mau menerima dan berpikir positif seperti rakyat Malaysia, sebenar nya hanya masalah sepele penyebab dari  konflik dua negara besar ini dengan hal demikian lah yang membuat kekeliruan tak pernah berakhir.
Indonesia tidak terlepas dari kebudayaan yang ada, permasalahan-permasalahan kebudayaan pun mulai timbul, seiring berkembangnya zaman, kebudayaan di Indonesia mulai luntur, hal ini dikarenakan semakin berkembangnya teknologi yang mempunyai dampak negatif terhadap kebudayaan Indonesia. Dengan banyaknya media elektronik kebudayaan barat mulai mengubah pola pikir masyarakat Indonesia. Karena pola pikir masyarakat Indonesia yang masih rendah, mereka dengan mudah mengikuti budaya barat tanpa adanya filtrasi, sehingga mereka cenderung melupakan kebudayaanya sendiri.

Kebudayaan setiap masyarakat atau bangsa terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu ketahanan budaya yang bersifat  kesatuan nasional, rasa kebersamaan atau yang biasa disebut solidaritas merupakan suatu wujud nasionalisme yang penting dan harus ditumbuhkan saat ini, rasa kebersamaan dapat memberikan semangat atau spirit yang tangguh bagi masyarakat dan negara untuk terus membangun dan memajukan bangsa termasuk keatahanan budaya nasional dan meperbaiki buruknya kebaudayaan saat ini,  dapat kita clihat seperti saat terjadinya klaim budaya-budaya nasional Indonesia oleh negeri jiran Malaysia, pada saat itu secara spontan masyarakat Indonesia muncul rasa kebersamaan atau solidaritasnya untuk maju untuk membela hak-hak bangsa Indonesia.
Rasa kebersamaan semestinya harus dapat dirasakan pada setiap saat dan dimana saja. sehingga rasa nasionalisme atau cinta tanah air dapat kita wujudkan dan dapat masyarakat nikmati secara merata demi mencapai kekuatan atau ketahan budaya yang saat ini mulai memudar, salah satu carany yaitu dengan  rasa kebersamaan tidak hanya muncul saat terjadi bencana, keamanan negara diganggu oleh negara lain, warga negara kita disiksa oleh warga negara negara lain, mestinya muncul pada setiap saat dan  pada tempatnya, sehingga masyarakat menjadi aman dan tentram karena pejabat politik memiliki rasa solidaritas yang tinggi untuk membela rakyat agar menjadi maju dan hidup bahagia, pejabat politik juga memiliki rasa kebersamaan dalam menanggulangi kemiskinan, pengangguran dan  kebodohan yang masih banyak dirasakan oleh rakyat Indonesia walaupun kita sudah merdeka selama 64 tahun.










Permasalahan budaya Indonesia sangatlah banyak dilihat dari beberapa factor yaitu,  kurangnya regenerasi dari masyarkat Indonesia, kurangnya rasa memilki antara sesame, kurangnya pengharagaan dari pemerintah atas upaya mempertahankan kebudayaan, konsep pelestarian budaya yang kurang teapat, masyarakat yang teralalu mudah menyarap budaya luar. Masalah budaya Indonesia tersebut bila tidak segera ditangani maka akan berakibat pada punahnya budaya Indonesia sehingga dikhawatirkan akan terjadi krisis budaya di jaman anak cucu kita kelak.
Pembelajaran untuk Indonesia , Seharusnya dari konflik-konflik yang ada, Indonesia dapat belajar dari pengalaman sebelumnya. Indonesia tidak terlalu sepele terhadap budayanya sendiri, seperti contoh lagu Tor-tor ini sendiri.  Sebelum adanya pengklaiman dari Malaysia, Tarian ini cukup dibiarkan dan kesenian tersebut kurang dilestarikan. Masyarakat Indonesia lebih asik kepada budaya kesenian barat dan lainnya, begitu juga dengan Sipadan dan Ligitan, padahal jika dilihat bahwa pulau tersebut merupakan wilayah Indonesia dikarenakan bekas jajahan Belanda, hanya saja karena Indonesia tidak merawatnya, Malaysia saat itu lebih dahulu merawatnya. Budaya Indonesia itu sangat menarik dan beranekaragam. Wajar saja Malaysia cukup tertarik dengan kita. Masyarakat dan pemerintahan Indonesia seharusnya bertindak tegas dan bergerak cepat terhadap pengklaim budaya Indonesia terhadap Malaysia,
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan kita bersama yakni kebudayaan yang mempunyai makna bagi kita bangsa Indonesia, kalau bukan kita lalu siapa lagi yang akan menjaga dan melestarikannya, hal ini sebenarnya akan menimbulkan rasa tanggung jawab untuk melestarikan kebudayaan tersebut. Begitu juga halnya dengan pemerintah, pemerintah harus tegas dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia dengan cara membuat peraturan perundang-undangan yang bertujuan untuk melindungi budaya bangsa.
Jika perlu pemerintah harus mematenkan budaya yang ada di Indonesia agar tidak jatuh ke tangan Negara lain. Pemerintah perlu segera membuat mekanisme untuk mengatur permasalahan kebudayaan antara Indonesia dengan Malaysia agar ke depan tidak terjadi lagi permasalahan klaim budaya yang berpotensi mengganggu hubungan kedua negara.





DAFTAR PUSTAKA

/

Sosiologi Keluarga


Sosiologi keluarga

10JAN
  1. A. PENGERTIAN
Keluarga adalah salah satu kajian dari lembaga sosial. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan Sosiologi keluarga adalah ilmu yang  mempelajari tentang lembaga keluarga dan hal-hal yang berkaitan dengan keluarga. Keluarga merupakan agen sosialisasi yang pertama di lalui oleh seseorang karena keluarga merupakan lingkungan yang pertama kali dirasakan dalam suatu keluarga.
B. FAKTOR-FAKTOR PERUBAHAN DALAM KELUARGA
Berikut ini adalah beberapa faktor perubahan dalam keluarga yang sebagian merupakan dasar dari teori perubahan sosial dan budaya.
  1. Faktor lingkungan
Yaitu maksudnya di luar lingkungan keluarga seperti lingkungan di masyarakat sekitar tempat tinggal, lingkungan pergaulan, atau lingkungan-lingkungan yang dijadikan tempat berinteraksi para anggota keluarga. Pengaruh-pengaruh yang berasal dari luar lingkungan keluarga terkadang dapat menyebabkan adanya perubahan-perubahan dalam keluarga yang dapat memberikan dampak bagi kelangsungan hidup dalam suatu keluarga.
  1. Kontak anggota keluarga dengan orang lain
Adanya proses interaksi antara anggota suatu keluarga dengan orang lain di luar keluarga tersebut yang memiliki karakter, sifat, dan sesuatu hal yang berbeda dari keluarga tersebut dapat mempengaruhi adanya perubahan-perubahan dalam keluarga.
  1. Pendidikan
Pendidikan-pendidikan yang ditekuni atau dilalui oleh suatu keluarga, dapat  mengubah pola pikir anggota keluarga tersebut sehingga terjadilah suatu perubahan di dalam keluarga.
  1. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi juga dapat memberikan perubahan dalam keluarga. Misalnya, keadaan ekonomi suatu keluarga yang awalnya berekonomi rendah,kemudian secara bertahap mampu meningkatkan keadaan ekonominya, maka secara otomatis, suatu keluarga tersebut, akan mengalami perubahan-perubahan berbagai hal dalam keluarga.
  1. Pengaruh dari modernisasi dan globalisasi
Dengan adanya modernisasi dan globalisasi yang memasuki Indonesia, menjadikan arus informasi dan komunikasi sulit dikontrol sehingga seseorang yang mendapatkan pengaruh dari modernisasi dan globalisasi tersebut, dapat menjadikan adanya perubahan-perubahan yang masuk dalam keluarganya.
  1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Kemajuan teknologi menjadikan faktor primer terjadinya perubahan dalam keluarga karena ini merupakan dampak dari modernisasi dan globalisasi yang masuk ke Indonesia. Selain itu ilmu pengetahuan juga menjadikan adanya pemikiran-pemikiran baru yang akan dapat merubah keadaan suatu keluarga. Misalnya keluarga seorang petani yang tadinya menggarap lahan pertanian yang dimilikinya bersama0sama dengan keluarganya, dengan adanya kemajuan teknologi menjadi dipermudah untuk proses penggarapan laha pertaniannya, sehingga dapat merubah keadaan dari keluarga petani tersebut yang  tadinya melakukan kerjasama untuk melakukan kegiatan tersebut menjadi dilakukan dengan bantuan teknologi modern.
C. PERUBAHAN PERAN DALAM KELUARGA
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
  1. Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
  2. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
  3. Anak-anak sebagai anggota keluarga melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
  1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
  2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
  3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
  4. Sosialisasi antar anggota keluarga.
  5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
  6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
  7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
  8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
Fungsi yang dijalankan keluarga adalah :
  1. Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.
  2. Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
  3. Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
  4. Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
  5. Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.
  6. Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
  7. Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.
  8. Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya.
  9. Memberikan kasih sayang, perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
Banyak hal yang mempengaruhi akan perubahan peran dalam keluarga, diantaranya sebagai berikut:
  1. Kekacauan
Yaitu pecahnya suatu unit keluarga, terputusnya atau retaknya struktur peran sosial jika salah satu atau beberapa anggota keluarga gagal menjalankan kewajiban peran mereka secukupnya. Ada beberapa macam yang termasuk kategori dari kekacauan yaitu:
  1. Ketidaksahan
Merupakan unit keluarga yang tak lengkap. Dapat dianggap sama dengan bentuk-bentuk kegagalan peran lainnya dalam keluarga. Setidak-tidaknya ada satu sumber ketidaksahan dalam kegagalan anggota-anggota keluarga baik ibu maupun bapak salam menjalankan kewajiban peranannya. Misalnya ayah-suami tidak ada dan karenanya tidak menjalankan tugas atau peranannya seperti apa yang ditentukan oleh ibu atau masyarakat.
  1. Pembatalan, perpisahan, perceraian dan meninggalkan
Terputusnya keluarga disini karena salah satu atau kedua pasangan dalam keluarga tersebut memutuskan untuk saling meninggalkan dan dengan demikian berhenti melaksanakan kewajiban peranannya.
  1. Keluarga selaput kosong
Anggota-anggota keluarga tetap tinggal bersama tetapi tidak saling menyapa atau bekerjasama antara satu dengan yang lain dan terutama gagal memberikan dukungan emosional satu dengan yang lain. Hal ini menjadikan peranan yang seharusnya dijalankan sesuai dengan semestinya menjadi terhambat bahkan dapat mengalami perubahan karena adanya selaput kosong ini.
  1. Ketiadaan seorang dari pasangan karena hal yan tidak diinginkan
Beberapa keluarga terpecah karena suami atau istri telah meninggal, dipenjarakan atau terpisah dari keluarga karena peperangan, depresi atau hal-hal lain. Dengan keadaan seperti ini menjadikan adanya perubahan peranan. Misalnya ayah yang meninggal dunia, menjadikan istri dari ayah tersebut untuk mampu berperan ganda sebagai ibu rumah tangga dan yang menafkahi anak-anaknya (keluarganya).
  1. Kegagalan peran penting yang tidak diinginkan
Malapetaka dalam keluarga mungkin mencakup penyakit mental, emosional, atau badaniah yang parah. Misalnya anak yang mungkin terbelakang mentalnya atau seorang anak atau suami atau istri mungkin menderita penyakit jiwa, penyakit yang parah dan terus menerus mungkin juga menyebabkan kegagalan atau perubahan dalam menjalankan peran utamanya dalam peranannya di keluarga.
  1. Adanya konflik dalam keluarga
Suatu konflik menjadikan adanya suatu permasalahan yang dapat memicu suatu keegoisan diri. Konflik di dalam suatu keluarga sering terjadi yang akhirnya menjadikan adanya perubahan peranan di dalam keluarga. Misalnya suami dan istri mempunyai konflik yang berujung istri pergi meninggalkan keluarganya. Hal ini menjadikan suami harus mampu menjalankan peranannya sebagai ibu untuk anak-anaknya dan harus mampu menjalani kewajibannya untuk mencari nafkah.
  1. Perubahan-perubahan nilai
Biasanya membuat penambahan dalam kegagalan karena ada orang-orang yang dapat menerima cara-cara baru dan ada yang tidak. Ada ketidaksepahaman mengenai apa kewajiban peran itu sebenarnya sehingga mengakibatkan adanya banyak orang yang menilai gagal dalam kewajiban peran mereka, berdasarkan standar baru atau lama. Misalnya di pedesaan umumnya seorang suami menjadi kepala keluarga di dalam keluarganya tersebut, namun karena perkembangan zaman dan adanya perubahan sosial budaya menjadikan adanya perubahan peranan dalam keluarga tersebut yaitu istri yang lebih tegas dan mampu menguasai, mengatur segala hal dari pada suaminya.
D. HUBUNGAN INDIVIDU DALAM KELUARGA
Individu merupakan bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Umpama keluarga sebagai kelompok sosial yang terkecil terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah merupakan individu yang sudah tidak dapat dibagi lagi, demikian pula Ibu. Anak masih dapat dibagi sebab dalam suatu keluarga jumlah anak dapat lebih dari satu.
Selanjutnya, perkembangan manusia sebagai makhuk individu yang wajar dan normal harus melalui proses pertumbuhan dan perkembangan lahir batin. Dalam arti bahwa individu atau pribadi manusia merupakan keseluruhan jiwa raga yang mempunyai ciri-ciri khas tersendiri. Pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju, lebih dewasa. Pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh timbal balik dari pengalaman atau empiris luar melalui panca indera yang menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan sensation.
Menurut aliran psikologi gestalt pertumbuhan adalah proses diferensiasi yaitu proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yang semula mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.Kemudian, menurut konsep aliran sosiologi tentang pertumbuhan menganggap pertumbuhan itu adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
  1. Pendirian Nativistik. Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir
  2. Pendirian Empiristik dan environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-mata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.
  3. Pendirian konvergensi dan interaksionisme. Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
Dalam pertumbuhkembangan suatu individu tak dapat terlepas dari peranan keluarga dalam membentuk pertahanan terhadap serangan penyakit sosial sejak dini. Orang tua yang sibuk dengan kegiatannya sendiri tanpa mempedulikan bagaimana perkembangan anak-anaknya merupakan awal dari rapuhnya pertahanan anak terhadap serangan penyakit sosial.
Sering kali orang tua hanya cenderung memikirkan kebutuhan lahiriah anaknya dengan bekerja keras tanpa mempedulikan bagaimana anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan alasan sibuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Alasan tersebut sangat rasional dan tidak salah, namun kurang tepat, karena kebutuhan bukan hanya materi saja tetapi juga nonmateri. Kebutuhan nonmateri yang diperlukan anak dari orang tua seperti perhatian secara langsung, kasih sayang, dan menjadi teman sekaligus sandaran anak untuk menumpahkan perasaannya.
Individu akan belajar dari lingkungan terdekat. Mereka akan mencontoh sesuatu dari lingkungannya tersebut. Lingkungan terdekat dari seorang individu ketika dilahirkan dan melewati beberapa masa adalah KELUARGA. Di dalam keluarga individu akan menerima aturan-aturan dan nasehat, sehingga individu mempunyai pola tingkah laku. Setiap individu memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya. Hubungan antar individu tersebut misalnya misalnya suami-istri terdiri dari seorang laki-laki dan perempuan yang hidup bersama dengan tujuan eksplisit dalam membangun keluarga. Pasangan ini menyediakan dukungan mutual satu dengan yang lain dan membangun sebuah ikatan yang melindungi subsistem tersebut dari gangguan yang ditimbulkan oleh kepentingan maupun kebutuhan darti subsistem-subsistem lain,orang tua-anak terbentuk sejak kelahiran seorang anak dalam keluarga ,subsistem ini meliputi transfer nilai dan pengetahuan dan pengenalan akan tanggungjawab terkait dengan relasi orang tua dan anak.
Individu  akan menjadi baik jika keluarga dan lingkungan sekitarnya memberikan pengaruh yang baik kepada individu tersebut. Individu akan bertingkah buruk jika lingkungannya mendapat pengaruh yang buruk pula. Individu dapat dikatan baik jika  dia bisa diterima di masyarakat yang dapat mematuhi norma-norma dan nilai-nilai social yang belaku di masyarakat. Masyarakat yang terdiri dari keluarga-keluarga yang baik akan menjadi masyarakat yang rukun, harmonis, dan saling bergotong royong.
Namun, terkadang orang tua mengalami kesulitan untuk mewujudkan keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan lahir dan batin inilah yang menjadi penyebab awal munculnya kenakalan remaja yang dilakukan anak dari dalam keluarga yang akhirnya tumbuh dan berkembang hingga meresahkan masyarakat. Misalnya, seorang anak yang tumbuh dari keluarga yang tidak harmonis.
Kasih sayang dan perhatian anak tersebut cenderung diabaikan oleh orang tuanya. Oleh sebab itulah, ia akan mencari bentuk-bentuk pelampiasan dan pelarian yang kadang mengarah pada hal-hal yang menyimpang. Seperti masuk dalam anggota genk, mengonsumsi minuman keras dan narkoba, dan lain-lain. Ia merasa jika masuk menjadi anggota genk, ia akan diakui, dilindungi oleh kelompoknya. Di mana hal yang demikian tersebut tidak ia dapatkan dari keluarganya. Oleh karena itu, sangatlah dibutuhkan suatu keluarga yang harmonis oleh suatu individu dalam perkembangannya sehingga kenyamanan tinggal dan di lingkungan tersebut pun terjamin.
. E. PERBEDAAN GENERASI
Perbedaan generasi di dalam suatu keluarga yaitu:
2.   Generasi orang tua
Orang tua (Ayah dan Ibu), PamanBibiMertua (Ayah dan Ibu), AngkatTiriAsuh (Ayah dan Ibu)
3.   Generasi saya
4.   Generasi anak
5.   Generasi di bawah