Monday, December 24, 2012

MAKALAH EPISTEMOLOGI MULTIKULTUR




PENDAHULUAN

BAB 1

A.Latar Belakang

            Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkatan keanekaragaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah masyarakat multikultural. Multikultural dapat diartikan sebagi keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat multikultural dapat di artikan sebagai kelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan cirri khas terdiri yang mampu membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain.

            Setiap masyarakat akan menghasilkan kebudayaan masing-masing yang akan menjadi cirri khas bagi masyarakat tersebut. Menurut Linton, bila kita mengenal masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagi satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu, maka konsep masyarakat tersebut jika di gabungkan dengan multikultural memiliki makna yang sangat luas dan di perlukan pemahaman yang mendalam untuk dapat mengerti apa sebenarnya masyarakat multikulturalitu.

            Dalam multikultural konteks kehidupan yang multikultural, pemahaman yang berdimensi multikultural harus dihadirkan untuk memperluas wacana pemikiran manusia yang selama ini masih mempertahankan egoisme kebudayaan dan keagamaan.






B.Rumusan Masalah

1.Apakah pengertian dari Epistemologi?
2.Apakah pengertian Multikultural?
3.Apa yang di maksuddengan Epistemologi Multikultural?
4.Bagaimana Multikultural di Indonesia?



BAB II

PEMBAHASAN

1.Pengertian Epistemologi


            Epistemologi, (dari Bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (kata/pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal,sifat, dan jenis pengetahuan. Topik ini termasuk salah satu yang paling sering diperdebatkan dan di bahas dalm bidang filsafat, misalnya tentang apa itu pengetahuan, bagaimana karakteristiknya, macamnya, serta hubungannya dengan kebenaran dan keyakinan.
            Epistomologi atau Teori pengetahuanberhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-penngandaian, dasar-dasar nya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang di miliki oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut di peroleh manusia melalui akal dan panca inera dengan berbagai metode, diantaranya; metode induktif, metode deduktif, metode positivisme, metode kontemplatis, dan metode dialektis.




2.Pengertian Multikultural

            Multikultural adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan  di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural)  yang ada di dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, kebiasaan, dan politik yang mereka anut.

            Multikulturalisme berhubungan dengan kebudayaan dan kemungkinan konsepnya dibatasi dengan muatan nilai atau memiliki kepentinhan tertentu.

            “Multikulturalisme” pada dasarnya adalah pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keagamaan, pluralitas , dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Multikulturalisme dapat juga dipahami sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam kesadaran politik (Azyumardi Azra,2007)

            Masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa macam komunitas budaya dengan segala kelebihanya, dengan sedikit perbedaan konsepsi mengenai dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah, adat serta kebiasaan (“A Multicultural society, thenis one that includes several cultural communities with their overlapping but none the less distinc conception of the world, system of [meaning, values, forms of social organizations, histories, customs and practices “;Parekh, 1997 yang dikutip dari Azra, 2007

            Multikulturalisme mencakup suatu pemahaman, penghargaan serta penilaian atas budaya seseorang, serta suatu penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain (Lawrence Blum, dikutip Lubis, 2006:174)



Sebuah ideology yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan (Suparlan, 2002, merangkum fay 2006, Jari dan Jary 1991, Watson 2000)

            Multikulturalisme mencakup gagasan, cara pandang, kebijakan, penyikapan dan tindakan oleh masyarakat suatu Negara, yang majemuk dari segi etnis, budaya, agama dan sebagainya, namun mempunyai cita-cita untuk mengambangkan semangat kebangsaan ynag sama danmempunyai kebanggaan untuk mempertahankan kemajemukan tersebut (A.Rifai Harapan, 2007, mengutip M.Atho’Muzhar)

3.Diskripsikan Epistemologi Multikultural

            Epistemologi multikultural merupakan teori pengetahuan yang dimilikiaa manusia tentang pandangan seseorang terhadap ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut.

4.Multikultural di Indonesia

            Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah masyarakat multikultural. Bila kita mengenal masyarakat sebagai kelompok menusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai suatu kesatuan sosial denagn batas-batas tertentu (Linton), maka konsep masyarakat tersebut jika digabungkan dengan multikultural memiliki makna yang snagt luas dan diperlukan pemahaman yang mendalam untuk dapat mengerti apa sebenarnya masyarakatmultikulturan itu.
Multikulturan dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. sehingga masyarakat multikultural dapat di artikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. setiap masyarakat akan menghasilkan kebudayaannya masing-masing yang akan menjadi cirri khas bagi masyarakat tersebut.

            Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari kondisi sosio-kultural maupun geogafris yang begitu beragam dan luas. Menurut kondisi geogafris, Indonesia memiliki banyak pulau di mana setiap pulau tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat. Dari masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri. Tentu saja hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka ragam.

            Dalam Konsep multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan masyarakat yang berlandaskan Bhineka Tunggal Ika  serta mewujudkan suatu kebudayaan nasional yang menjadi pemersatu bagi bangsa Indonesia. Namun, dalam pelaksanaanya masih terdapat berbagai hambatan yang menghalangi terbentuknya multikulturalisme di masyarakat.













BAB III
PENUTUP

             Epistemologi, (dari Bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (kata/pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal,sifat, dan jenis pengetahuan. Topik ini termasuk salah satu yang paling sering diperdebatkan dan di bahas dalm bidang filsafat, misalnya tentang apa itu pengetahuan, bagaimana karakteristiknya, macamnya, serta hubungannya dengan kebenaran dan keyakinan.

            Multikulturalisme dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibaat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Menurut kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak pulau dimana setiap pulau tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat. Dari masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakatitu sendiri. Tentu saja hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka ragam. Epistemologi multikultural merupakan teori pengetahuan yang dimiliki manusia tentang pandangan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut.


            SARAN

            Setiap orang ditekankan untuk saling menghargai dan menghormati setiap kebudayaan yang ada di masyarakat. Apapun bentuk suatu kebudayaan harus dapat diterima oleh setiap orang tanpa membeda-bedakanantara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain


Daftar Pustaka

Choirul, Mahfud. 2006. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar





            

MASALAH SOSIAL BUDAYA



PEMOGOKAN, PENGUSURAN DAN HOMOSEKSUAl
1.    Pemogokan merupakan masalah social yang sering di hadapi oleh para pengusaha
A.    Identifikasi permasalahan-permasalahan yang sering muncul
ü  Tidak adanya komunikasi yang baik antara pemimpin dan karyawannya
ü  Tuntutan dari dunia kerja yang hanya selalu mementingkan pemimpin atau golongan high class daripada low class.
ü  System-sistem didalam perusahaan tidak berjalan dengan baik.
ü  Perusahaan tidak memberikan solusi kepada para pemogokan
B.    Teori apa yang digunakan untuk menganalisis masalah tersebut
1.     Teori konflik “ Karl Marx ”
          Pemogokan yang dilakukan oleh para pekerja atau kaum buruh ini, tentu saja menimbulkan konflik, dapat disebabkan tidak adanya komnikasi antara karyawan dan para pemimpin-pemimpin perusahaan, yang mempunyai kekuasaan tinggi, dan janji-janji yang diberikan oleh pengusaha, tidak dijalankan dengan baik, sementara buruh-buruh itu membutuhkan kehidupan yang layak. Dan pihak perusahaan tidak memberikan kepastian kepada para buruh. serta tidak adanya jalan keluar dalam perundingan dan terjadinya mis komunikasi dalam memenuhi janji-janji tersebut.
2.     Teori fungsional struktural “ Emile Dhurkheim”
          Dalam permasalahan pemogokan ini dianalisiskan, sebuah perusahaan tentunya memiliki system-sistem dan susunan atau organisasi  adanya meneger dan karyawan dan pihak-pihak yang terlibat didalam perusahaan tersebut, masing-masing memilki kewenangannya,keterikatan satu sama lain. Keterikatan itu dijalankan bersama melalui perjanjian-perjanjian yang telahada, apabila perjanjian tersebut tidak dipenuhi oleh pemimpin perusahaan maka yang terjadi adalah pemogokan dan konflik antar karyawan, atau antara pengusaha dan karyawan.
C.    Menurut saudara bagaimana pemecahan yang seharusya dilakukan pemerintah
Pemecahan dalam konflik pemogokan ini, didalam suatu perusahaan perlu adanya kerja sama agar tercapainya suatu perusahaan yang kuat, menjalin hubungan baik dengan orang-orang yang berada didalam perusahaan tersebut, karena tampa mereka perusahaan tidak akan berjalan dengan baik, jangan adanya miskominikasi antara pemimpin perusahaan dan karyawannya, yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah, menetapkan kebijakan-kebijakan yang tegas, agar pemimpin-pemimpin perusahaan tidak seenaknya melakukan PHK terhadap kaum buruh, mengurangi aksi pemogokan yang terjadi dan mencari solusi terbaik dari pemogokan tersebut, dan apabila pemogokan tetap terjadi  maka langkah yang dapat diambil adalah dengan cara mediasi atau mempertemukan pihak yang berselisih untuk melakukan perundingan agar menghasilkan kesepakatan bersama, bisa juga melakukan arbitrasi apabila pihak perusahaan sudah tidak mampu menyelesaikan konflik yakni melalui jalur pengadilan.
2.     Penggusuran terjadi kadang karena kebijakan pemerintah yang terjadi tidak tertata dan sanksi yang tidak tegas, analisis masalah penggusuran ini yang dikaitkan dengan kebutuhan dan pelanggaran masyarakat dan sanksi yang tidak tegas dari pemerintah.
Dalam permasalahan pengusuran ini kita tidak bisa menyalahkan sepenuhnya kepada masyarakat ataupun pemerintah, pemerintah hanya melaksanakan tugasnya untuk menertibkan tempat yang sudah ada untuk kepentingan masyarakat, lihat saja pedagang kaki lima yang ada diarea pejalan kaki, maupun rumah-rumah yang dibangun bukan atas izin atau surat-surat yang sah, sehingga pemerintah perlu memberikan peringatan kepada pedagang-pedagang dan pemukiman warga, pemerintah melakukan tugasnya dengan aturan yang ada, disisi lain tindakan pemerintah melanggar hak individu untuk mendapatkan tempat tinggal dan hidup secara layak sehingga tidak seharusnya melakukan penggusuran secara paksa. Masyarakat membutuhkan tempat dan ruang yang nyaman dalam kehidupan sehari-hari, disisi lain pemerintah berusaha menertibkan para pedagang yang berjualan diarea yang tidak selayaknya dijadikan tempat berjualan, secara tidak langsung masyarakat telah melakukan pelanggaran hukum tentang lingkugan dan tata ruang kota,disisi lain pemerintah mematikan roda perekonomian masyarakat menengah kebawah yang selama ini menggantungkan hidupnya melalui berjualan sebagai pedagang kaki lima di tempat tersebut, pemerintah kurang memberikan sanksi yang tegas terhadap pedagang kaki lima, sehingga para pedagang akan kembali berdagang di tempat itu tanpa memperdulikan sanksi dari pemerintah, namun pemerintah hendaknya memberikan solusi setelah pengusuran itu, berikan masyrakat tempat yang layak untuk mereka tinggal dan berjualan, bukan dengan membiarkan masyarkat hidup tanpa tempat tinggal dan penghasilan .



3.     A. Apa latar belakang terjadinya homoseksual
Homoseksual adalah orang yang merasakan atau hanya tertarik dengan jenis kelamin yang sama, , seorang homoseksual dapat mencari mangsanya diantara pria-pria yang tidak terpengaruh homoseksual, diantaranya anak-anak dibawah umur, dengan rayuan-rayuan, janji-janji dan imbalan-imbalan, meskipun para homoseksual memutuskan untuk menikah dan kemudian keinginannya untuk memuaskan diri secara homoseksual hilang, tetapi ada pula diantara mereka yang secara tersembunyi masih melakukan hubungan homoseksual karena pada dasarnya mereka termasuk dalam biseksual,
Banyak hal yang melatarbelakangi seseorang menjadi homoseksual itu, diantaranya dilihat dari
1.                faktor sosial atau pergaulan merupakan faktor terbesar yang menjadi penyebab homoseksual, faktor sosial atau pergaulan merupakan faktor terbesar yang menjadi penyebab homoseksual, sekali pernah merasakan hubungan seksual menjadi ketularan tapi faktor ini juga bisa menyebabkan biseksual,
2.                faktor trauma atau korban perkosaan pada masa kecil, latar belakang riwayat pada mereka yang mengalami homoseksualitas menceritakan bahwa mereka pernah disiksa atau memiliki ayah yang suka menyiksa, atau pernah diperkosa oleh orang-orang terdekat.
Dari faktor ini mereka menyadari kalo mereka tidak semestinya menyukai sesama jenisnya, tetapi dari seseorang yang sesama jenisnya, dan merasakan kenyaman terhadap seseorang itu. misalnya seorang  ibu yang memberikan perlindungan, kasih sayank, dan orang-orang yang tidak pernah melakukan kekerasan fisik terhadap seorang homoseksual, terus untuk mereka yang pernah diperkosa dengan mereka menjadi homo dikarenakan mereka membalas dendam kepada orang lain dengan menjadi atau berperilaku homo, kebanyakan dari kasus trauma masa kecil atau diperkosa ini memerlukan penanganan atau terapi dari psikolog yang bisa menanggani kasus-kasus seperti ini dan memakan waktu yang tidak sebentar. faktor lain penyebab Homoseks adalah faktor penyebab dari keturunan alias bawaan, dimana secara garis keturunan ada keluarganya yang punya riwayat homo kasus homoseksualitas karena prosesnya genetis.
B. Teori apa yang digunakan dalam masalah tersebut
·       Teori Labeling adalah Perspektif labeling mengetengahkan pendekatan interaksionisme dengan berkonsentrasi pada konsekuensi interaksi antara penyimpang dengan agen kontrol social, pelaksanaan kontrol sosial menyebabkan penyimpangan, sebab pelaksanaan kontrol sosial tersebut mendorong orang masuk ke dalam peran penyimpang, ditutupnya peran konvensional bagi seseorang dengan pemberian stigma dan label, menyebabkan orang tersebut dapat menjadi penyimpang sekunder, khususnya dalam mempertahankan diri dari pemberian label. Untuk masuk kembali ke dalam peran sosial konvensional yang tidak menyimpang adalah berbahaya dan individu merasa teralienasi. Menurut teori labeling, pemberian sanksi dan label yang dimaksudkan untuk mengontrol penyimpangan malah menghasilkan sebaliknya.
·       Teori Kontrol ,Perspektif kontrol adalah perspektif yang terbatas untuk penjelasan kejahatan. Teori ini meletakkan penyebab kejahatan pada lemahnya ikatan individu atau ikatan sosial dengan masyarakat, atau macetnya integrasi sosial. Kelompk-kelompok yang lemah ikatan sosialnya (misalnya kelas bawah) cenderung melanggar hukum karena merasa sedikit terikat dengan peraturan konvensional.
·       Teori konflik adalah pendekatan terhadap penyimpangan yang paling banyak diaplikasikan kepada kejahatan, Ia adalah teori penjelasan norma, peraturan dan hukum daripada penjelasan perilaku yang dianggap melanggar peraturan, peraturan datang dari individu dan kelompok yang mempunyai kekuasaan yang mempengaruhi dan memotong kebijakan publik melalui huku, kelompok-kelompok elit menggunakan pengaruhnya terhadap isi hukum dan proses pelaksanaan sistem peradilan pidana, norma sosial lainnya mengikuti pola berikut ini beberapa kelompok yang sangat berkuasa membuat norma mereka menjadi dominan, misalnya norma yang menganjurkan hubungan heteroseksual, tidak kecanduan minuman keras, menghindari bunuh diri karena alasan moral dan agama.
C.    Bagaimana pendapat saudara tentang tindakan preventif dan penanganan setelah terjerat masalah tersebut
Tindakan pencegahan sebelum terjerat perilaku homoseksual, dengan control diri yang kuat kita tidak akan terjerat dalam perilaku menyimpang terutama perilaku homoseksual dan sejenis perilaku seks lainnya. Ketika kita menghadapi suatu masalah  bicarakan dengan orang yang kamu percaya, yang tidak akan memanfaatkan keadaan, sebaiknya jangan mengikuti informasi-informasi yang menyesatkan, boleh kita tahu informasi seputar seks tapi hanya sebagai pengetahuannya, bukan untuk melakukannya, jangan gampang di rayu oleh teman atau orang disekeliling kita dengan iming-iming yang lebih besar, jangan percaya terhadap minuman-minuman gratis yang diberikan ditempat belanja, atau ditempat umum, waspada seblum terjadi hal yang tidak diinginkan, lingkungan yang saat ini kita tempati sangatlah berbahaya, kalo kita tidak bisa menjaga dan mengontrol diri kita sendiri, dan kalau kita merasa tersiksa dengan keadaan tersebut datang kepada orang yang tepat untuk menceritakan masalah yang terjadi, misalnya saja dengan bantuan seorang psikolog.
Penangganan setelah terjerat dari masalah tersbut, ketika seseorang telah terjerat dan masuk dalam masalah tersebut maka akan susah bagi mereka untuk keluar dari itu semua, haruslah dari dalam diri sendiri, ketika seorang homoseksual ingin menjadi normal lagi, lingkungan sekitarnya memberikan nasehat-nasehat, menyadarkan bahwa apa yang dilakukan selama ini salah, dan dibawa ke psikolog, meskipun membutuhkan waktu yang lama, semua itu butuh proses.

Masayarakat Multikultur


BAGAIMANA MENURUT ANDA TENTANG CARA MENGATASI MASALAH KONFLIK  YANG MUNCUL PADA AKHIR-AKHIR INI DILUAR  PULAU JAWA

Indonesia  memilki kebudayaan yang berbeda-beda sehingga terdapat sruktur masyarkat majemukMasyarakat majemuk adalah suatu kondisi dimana masyakarat yang terbagi menjadi perbedaan (diferensi social) yang terdiri dari berbagai strata, ekonomi, ras, suku bangsa, agama dan budaya yang berjalan dengan apa adanya, dan bahkan bisa menimbulkan konflik karena perbedaan tersebut. Sedangkan masyarakt multicultural adalah suatu kondisi masyrakat yang majemuk yang telah tercapai sebuah keteraturan dan keharmonisan dalam masyarakat. Namun dibalik itu semua terdapat juga konflik-konflik akibat dari  difrensiasi social yang terjadi di luar Pulau Jawa.
Contohnya saja konflik Konflik Antar Agama & Etnis di Poso & Sampit
Kerusuhan yang berlatarbelakang agama, etnis, dan golongan terjadi di Poso, Sulawesi Tengah pada 17 April 2000. Dalam kerusuhan tersebut terjadilah saling serang antara desa Nasrani dan desa Islam. Menurut data Polri, kerusuhan tersebu memakan korban 137 orang meninggal, sedangkan menurut militer 237 orang meninggal, 27 luka-luka, puluhan rumah rusak dan dibakar, 1 bus dibom, beberapa gereja dirusak, dibakar, dan dibom.
Kerusuhan ini terjadi pada masa kepemimpinan Kapolri Rusdihardjo. Kapolri pun bergegas mengatasi kerusuhan ini, alhasil Polri pun berhasil menangkap 114 tersangka, 77 diantaranya membawa senjata tajam dan senjata api rakitan, selebihnya terlibat dalam kasus pembakaran, penjarahan, dan menghasut massa. Lalu mereka pun diajukan ke pengadilan untuk diproses secara hukum. Kemudian pada masa Kapolri Suroyo Bimantoro terjadi kerusuhan etnis di daerah Sampit dan Palangkaraya, Kalimantan Tengah. 
Konflik etnis yang terjadi di Sampit dan sekitarnya adalah permusuhan antara dua suku, yakni Suku Dayak (asli) dan Suku Madura (pendatang).Peristiwa kerusuhan yang pecah pada 18 Februari 2001 di Jalan Karyabaru, Sampit dan di Jalan Tidar Cilik Riwut (km 1, Sampit) dipicu oleh serangan yang dilakukan kelompok suku Madura terhadap suku Dayak. Dalam peristiwa penyerangan tersebut 7 orang suku Dayak dan 5 orang Madura meninggal. Akibat dari penyerangan tersebut adalah terjadinya serangan balas dari suku Dayak terhadap suku Madura yang mengakibatkan 87 orang meninggal, sebagian besar dari suku Madura
Rincian jumlah korban yang jatuh dalam kerusuhan ini menurut Polda Kalteng adalah 388 orang (164 diantaranya tanpa kepala) dari suku Madura dan dari suku Dayak hanya 16 orang meninggal serta 2 orang suku Banjar. Sedangkan kerugian material sebanyak 1.234 rumah dibakar dan 748 rumah dirusak. Sedangkan untuk kendaraan, 16 unit mobil, 48 unit motor, dan 114 becak dibakar. Ditambah lagi sebuah pasar, 75 kios, 29 ruko, 14 gudang dirusak/dibakar. Selain itu, polisi pun menyita barang bukti kerusuhan berupa 9 pucuk senjata api rakitan, 98 buah bom rakitan, 410 buah mandau, 374 buah tombak, 455 buah parang, 41 buah kapak, 1 buah samurai, dan 10 buah linggis.Pada kerusuhan Sampit, tercatat sebanyak 65.134 orang Madura mengungsi dan di- evakuasi ke Surabaya menggunakan 5 kapal laut.
Cara Mengatasi Konflik Antar Agama & Etnis di Poso & Sampit
Mengatasi konflik social baik massa berbasis agama maupun berbasis ideology non agama, misalnya megusulkan dua jalur resolusi konflik , jika konflik melibatkan masa, harus dilakukan hal-hal
1.      Tindakan koersif (paksaan) perlu ada pengaturan administrative, penyelesaian hukum, tekanan poliyik dan ekonomni.
2.      Memberikan intensif seperti memberikan penghargaan kepada komunitas yang mampu menjaga ketertiban dan keharmonisan masyrakat
3.      Tindakan persuasive, terutama terhadap ketidakpuasan  yang dihadapi masyarakat dalam mengahdapi realitas social,politik, economi
4.      Tindakan normative, yakni melakukan proses pembangunan presepsi dan keyakinan masyrakat akan system social

Sementara untuk konflik kekerasaan yang lebih bersifat vertical, perl;u dilakukan dengan cara rekonsiliasi atau penyelesaian politik yang menguntungkan masyarakat luas.
Mungkin saja salah satunya yaitu kalangan pengusaha hingga tingkat mahasiswa harus ikut berperan menangani konflik yang terjadi di Poso dengan melakukan tindakan nyata agar masyarakat setempat tidak hanya terfokus pada masalah politik. “Jangan hanya bergantung pada aparat keamanan. Tetapi pengusaha, ekonom, budayawan, anggota masyarakat, mahasiswa harus bersatu membangun secara paralel. Seluruh kalangan itu harus bekerja sama agar kerusuhan di Poso segera berakhir, termasuk antara ulama dengan umaro juga harus bersatu. “Mereka harus bersanding, bukannya bertanding,”.
Tindakan represif yang dilakukan oleh aparat tidak menyalahi aturan, meskipun upaya penegakan hukum telah menimbulkan korban jiwa dari warga sipil serta anggota Polri , karena memang kejadian itu sulit dihindari. kerusuhan yang menimpa di Poso merupakan rekayasa dan berasal dari luar Poso yakni dari pihak asing. Ia mengingatkan, kelompok sipil bersenjata yang berada di tengah-tengah masyarakat Poso perlu mendapat perlakukan khusus, karena dalam keadaan seperti ini, masyarakat akan menjadi tameng bagi mereka.
Jika diamati secara jujur, apa yang sedang dialami di Poso tidak saja aneh tapi juga tak masuk di akal sehat. Sebab, semua orang tahu bahwa soal penggunaan senjata bagi warga sipil bukankah aturannya cukup ketat. Artinya tidak sembarang orang bisa membawa atau memiliki senjata apalagi yang mematikan. Anehnya, kenapa justru warga sipil khususnya di Poso begitu bebas memiliki senjata
Nah, untuk memecahkan sebuah permasalahan seperti yang sedang terjadi di Poso sebenarnya tidaklah terlalu sulit bila semua pihak mau berikrar secara serius dan tulus. Artinya, semua kepentingan sepihak dan sepotong-potong yang menghimpitnya selain kepentingan bersama harus dihilangkan terlebih dahulu. Pencegahan sedini mungkin tindakan provokasi dan intimidasi diantara masyarakat harus diutamakan. Terutama, perlunya kewaspadaan terhadap gerak-gerik seseorang atau sekelompok orang yang berusaha bermain api dalam sekam. Barulah kemudian upaya penegakkan hukum harus benar-benar dilaksanakan. Harapan kita masyarakat Poso akan kembali dapat hidup dengan tenang dan damai.






TUGAS MID SEMESTER


REGINA SUCI PRIMA YUNI
11413244009
PENDIDIKAN SOSIOLOGI/ B
1.     Bagaimana  hubungan antara perubahan social dan perubahan budaya, disertai contoh
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur social dalam kehidupan masyarakat, Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi pada wujud budaya dan pada unsur-unsur budaya, jadi hubungan antara keduanya bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan social  dalam kebudayaan, dan perubahan social danb budaya itu merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.  bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan social dan budaya.
Contohnya saja, perubahan mode pakaian, perubahan mode berpakaian saat ini tidak terjadi dengan sendirinya terdapat beberapa factor pendorong dari perubahan model pakaia itu,  seperti masuknya kebudayaan barat melalui televisi. Namun, perubahan mode pakaian itu bisa juga tidak terjadi di daerah lain yang masih terpencil, dan seperti ilmu pengetahuan,kesenian, teknologi,filsafat,dan lain-lain
2.     Menurut anda mana yang paling dulu terjadi, perubahan social diikuti perubahan budaya taua sebaliknya, berikan alas an dan contoh.
Perubahan yang dulu terjadi adalah perubahan social yang diikuti dengan perubahan budaya, karena. Perubahan sosial terjadi sudah ada sejak zaman dahulu. Ada kalanya perubahan-perubahan yang terjadi berlangsung demikian cepatnya, sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya. terjadi pada struktur suatu masyarakatnya saja tetapi sekaligus terjadi perubahan pada fungsi - fungsi sosialnya dari struktur masyarakat tersebut. setiap perubahan sosial selalu di awali dengan adanya perubahan kebudayaan, perubahan sosial mengikuti perubahan kebudayaan, walupun tidak setiap perubahan kebudayaan akan diikuti dengan perubahan sosial.
Contohnya, kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan.
Teori-teori perubahan social menurut para ahli
A.    Arnold Toynbe
Arnold Toynbee menilai bahwa peradaban besar berada dalam siklus kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan dan kematian. Toynbee lebih menekankan pada masyarakat atau peradaban sebagai unit studinya Peradaban muncul berdasarkan perjuangan mati-matian. Peradaban hanya tercipta karena mengatasi tantangan dan rintangan, bukan karena menempuh jalan yang terbuka .
B.    Karl Max
Merumuskan bahwa perubahan social dan budaya sebagai produk dari sebuah produksi (materialism). Menurut Marx kehidupan modern dapat dirujuk kesumber materialnya yang riil (misalnya, struktur kapitalisme), Marx benar-benar meletakan dialektikanya dalam landasan material. Dengan gagasannya Marx menciptakan filsafatnya sendiri yaitu filsafat materialisme dialektika, yang menekankan pada hubungan dialektika dengan kehidupan material, filsafat materialisme memperlihatkan adanya keterhubungan dengan dengan materialisme lama. Sumbangan yang diberikan Karl Marx adalah, materialismenya mengarah kepada keterlibatan manusia sebagai subjek kesadaran.
C.    Ibn Khaldun
Ibnu khaldun terkenal dengan suatu teori yang disebut “ Ashabiyah” yakni persamaan kepentingan  sebagai akibat dari adanya saling ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan tertentu menyebabkan orang bergabung dan bersatu dalam kelompoknya dan mematuhi ketentuan-ketentuan yang disepakati bersama, ibn khaldun mengatakan bahwa Ashabiyah muncul karena empat sebab yakni
a.     Ikatan darah atau keturunan dan kerabat
b.     Ikatan perjanjian
c.     Ikatan yang timbul karena hubungan perlindungan dengan yang dilindungi
d.     Ikatan agama

D.    Pitirin A. Sirokin
Sorokin memusatkan perhatiannya pada tingkat budaya, dengan menekankan pada arti, nilai, norma dan symbol sebagai kunci untuk memahami kenyataan social-budaya. Sorokin juga menekankan adanya saling ketergantungan antara pola-pola budaya. Ia percaya bahwa masyarakat adalah suatu sistem interaksi dan kepribadian individual.
Tingkat tertinggi integrasi sistem-sistem sosial yang paling mungkin didasari pada seperangkat arti, nilai, norma hukum yang secara logis dan konsisten mengatur interaksi antara kepribadian-kepribadian yang ada didalam masyarakat. Tingkat yang paling rendah dimana kenyataan sosial-budaya dapat dianalisa pada tingkat interaksi antara 2 orang atau lebih.
E.    Max Weber
Max weber lebih pada system gagasan, system pengetahuan, system kepercayaan  justru menjadi sebab perubahan. Weber mengakui bahwa ilmu-ilmu sosial harus berkaitan dengan fenomena spiritual atau ideal, sebagai ciri-ciri khas dari manusia yang tidak berada dalam jangkauan bidang ilmu-ilmu alam. Akan tetapi, pembedaan yang diperlakukan tentang subyek dan obyek tidak harus melibatkan pengorbanan obyektivitas di dalam ilmu-ilmu sosial, atau pembedaan yang menyertakan intuisi sebagai pengganti untuk analisis sebab-musabab yang dapat ditiru.
F.    Talcott Parsons
Melahirkan teori fungsional tentang perubahan. Dalam teorinya, Parsons menganalogikan perubahan sosial pada masyarakat seperti halnya pertumbuhan pada mahkluk hidup. Komponen utama pemikiran Parsons adalah adanya proses diferensiasi. Parsons berpendapat bahwa setiap masyarakat tersusun dari sekumpulan subsistem yang berbeda berdasarkan strukturnya maupun berdasarkan makna fungsionalnya bagi masyarakat yang lebih luas. Ketika masyarakat berubah, umumnya masyarakat tersebut akan tumbuh dengan kemampuan yang lebih baik untuk menanggulangi permasalahan hidupnya. Dapat dikatakan Parsons termasuk dalam golongan yang memandang optimis sebuah proses perubahan.
Ulasan tentang persamaan dan perbedaan teori perubahan social menurut para ahli
Perbedaannya Pemikiran Karl Max mengatakan  perubahan social itu hanya sebagai produk sebuah porduksi atau materialism), ibn khaldun mengenalkan teori “ asabiyah” yaitu teori persamaan kepentingan,adanya saling ketergantungan dalam memenuhin kebutuhan tertentu. Pitirin A Sirokin memusatkan pada arti, nilai, norma dan symbol sebagai kunci untuk memahami kenyataan social-budaya. Max Weber, mengemukakakn bahwa system kepercayaan justru menjadi sebab perubahan,ilmu-ilmu sosial harus berkaitan dengan fenomena spiritual atau ideal, sedangkan Arnoold Toynbe menilai bahwa peradaban besar berada dalam siklus kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan dan kematian. Dan Talcot Parson perubahan sosial pada masyarakat seperti halnya pertumbuhan pada mahkluk hidup
Persamaan dari teori-teori perubahan social menurut para ahli




3.     Apa yang dimaksud dengan fenimisme sebagai teori alternative, diskripisakn tentang teori fenimisme ini disertai dengan jenis-jenisnya.
Feminis adalah orang yang mempunyai kesadaran bahwa ada relasi kekuasaan yang tidak adil antara perempuan dan laki-laki yang mengakibatkan ketertindasan terhadap perempuan.
Kesadaran tersebut dibarengi dengan upaya membebaskanketertindasan perempuan di ranah publik maupun domestik,yang dilakukan secara individu maupun kolektif. Ada yangmengatakan bahwa feminis tidak melihat jenis kelamin.Sehingga laki-laki bisa menjadi feminis bila dia mempunyaikesadaran bahwa ada relasi kekuasaan yang tidak adil antaralaki-laki dan perempuan yang mengakibatkan ketertindasanterhadap perempuan. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwatidak mungkin ada laki-laki yang menjadi feminis, karenamereka tidak akan pernah bisa merasakan penindasan sepertiyang dialami perempuan
Jenis-jenis Teori Fenimisme :
a.     Teori feminism Liberal
Feminisme Liberal ialah pandangan untuk menempatkan perempuan yang memiliki kebebasan secara penuh dan individual. Aliran ini menyatakan bahwa kebebasan dan kesamaan berakar pada rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan publik. Setiap manusia demikian menurut mereka punya kapasitas untuk berpikir dan bertindak secara rasional, begitu pula pada perempuan. Akar ketertindasan dan keterbelakngan pada perempuan ialah karena disebabkan oleh kesalahan perempuan itu sendiri. Perempuan harus mempersiapkan diri agar mereka bisa bersaing di dunia dalam kerangka “persaingan bebas” dan punya kedudukan setara dengan lelaki.
b.     Teori feminisme Marxist
Feminisme Marxist melihat adanya penindasan klas yang memiliki alat produksi (borjuis) terhadap klas proletar (buruh) yang tidak memiliki alat produksi sebagai masalah utama Penyebabnya adalah Klas danfeodalisme, feminisme Marxis melihat masalah perempuan sebagaibagian dari masalah feodalisme.

c.     Fenimisme kontemporer
Mereka tidak mempersoalkan kekerasan yang dilakukan oleh suatu budaya tertentu karena harus dihargai sebagai suatu keragaman yang harus dihormati (feminisme multikulturalisme) . Adanya kecenderungan memfokuskan pada penafsiran kitab suci saja(feminisme agama-agama). Feminisme kontemporer mencakup, Feminisme dunia ketiga, Feminisme agama, Feminisme multikulturalisme, Eco-feminisme
d.     Feminis sosialis

     Berpendapat bahwa penindasan terhadap buruh perempuan disebabkan kapitalis medan budaya patriarki terutama melalui pembagian kerja secara seksual. strategi yang dipilih adalah pengorganisasian buruh perempuan yang dilihat sebagai kelompok yang tertindas baik secara jenis kelamin maupun klas.




Sumber:

Monday, December 17, 2012

Foto - foto KKL 1 BLORA JAWA TENGAH

 Bersama Warga Blora 


Warga Blora

Perpisahan bersama Warga Blora




bersama Dosen Sosiologi yang oke banget


Wawancara dengan warga Blora

Hidangan makanan dari Warga Blora



Menuju PANTAI KARTINI melihat kampung nelayan


Wawancara dengan nelayan 

Aktivitas di Kampung Nelayan

Diskusi tentang kampung nelayan

Mengunjungi Lawang Sewu (Tempat wisata di Kota Semarang)

LAWANG SEWU

Suasana sore di Kota Semarang

Kota Semarang