Monday, December 17, 2012

Mid Semester Masalah Sosial budaya


REGINA SUCI PRIMA YUNI
11413244009
PENDIDIKAN SOSIOLOGI/ B
TUGAS MID SEMESTER
1.     Bagaimana  hubungan antara perubahan social dan perubahan budaya, disertai contoh
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur social dalam kehidupan masyarakat, Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi pada wujud budaya dan pada unsur-unsur budaya, jadi hubungan antara keduanya bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan social  dalam kebudayaan, dan perubahan social danb budaya itu merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.  bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan social dan budaya.
Contohnya saja, perubahan mode pakaian, perubahan mode berpakaian saat ini tidak terjadi dengan sendirinya terdapat beberapa factor pendorong dari perubahan model pakaia itu,  seperti masuknya kebudayaan barat melalui televisi. Namun, perubahan mode pakaian itu bisa juga tidak terjadi di daerah lain yang masih terpencil, dan seperti ilmu pengetahuan,kesenian, teknologi,filsafat,dan lain-lain
2.     Menurut anda mana yang paling dulu terjadi, perubahan social diikuti perubahan budaya taua sebaliknya, berikan alas an dan contoh.
Perubahan yang dulu terjadi adalah perubahan social yang diikuti dengan perubahan budaya, karena. Perubahan sosial terjadi sudah ada sejak zaman dahulu. Ada kalanya perubahan-perubahan yang terjadi berlangsung demikian cepatnya, sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya. terjadi pada struktur suatu masyarakatnya saja tetapi sekaligus terjadi perubahan pada fungsi - fungsi sosialnya dari struktur masyarakat tersebut. setiap perubahan sosial selalu di awali dengan adanya perubahan kebudayaan, perubahan sosial mengikuti perubahan kebudayaan, walupun tidak setiap perubahan kebudayaan akan diikuti dengan perubahan sosial.
Contohnya, kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan.
Teori-teori perubahan social menurut para ahli
A.    Arnold Toynbe
Arnold Toynbee menilai bahwa peradaban besar berada dalam siklus kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan dan kematian. Toynbee lebih menekankan pada masyarakat atau peradaban sebagai unit studinya Peradaban muncul berdasarkan perjuangan mati-matian. Peradaban hanya tercipta karena mengatasi tantangan dan rintangan, bukan karena menempuh jalan yang terbuka .
B.    Karl Max
Merumuskan bahwa perubahan social dan budaya sebagai produk dari sebuah produksi (materialism). Menurut Marx kehidupan modern dapat dirujuk kesumber materialnya yang riil (misalnya, struktur kapitalisme), Marx benar-benar meletakan dialektikanya dalam landasan material. Dengan gagasannya Marx menciptakan filsafatnya sendiri yaitu filsafat materialisme dialektika, yang menekankan pada hubungan dialektika dengan kehidupan material, filsafat materialisme memperlihatkan adanya keterhubungan dengan dengan materialisme lama. Sumbangan yang diberikan Karl Marx adalah, materialismenya mengarah kepada keterlibatan manusia sebagai subjek kesadaran.
C.    Ibn Khaldun
Ibnu khaldun terkenal dengan suatu teori yang disebut “ Ashabiyah” yakni persamaan kepentingan  sebagai akibat dari adanya saling ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan tertentu menyebabkan orang bergabung dan bersatu dalam kelompoknya dan mematuhi ketentuan-ketentuan yang disepakati bersama, ibn khaldun mengatakan bahwa Ashabiyah muncul karena empat sebab yakni
a.     Ikatan darah atau keturunan dan kerabat
b.     Ikatan perjanjian
c.     Ikatan yang timbul karena hubungan perlindungan dengan yang dilindungi
d.     Ikatan agama

D.    Pitirin A. Sirokin
Sorokin memusatkan perhatiannya pada tingkat budaya, dengan menekankan pada arti, nilai, norma dan symbol sebagai kunci untuk memahami kenyataan social-budaya. Sorokin juga menekankan adanya saling ketergantungan antara pola-pola budaya. Ia percaya bahwa masyarakat adalah suatu sistem interaksi dan kepribadian individual.
Tingkat tertinggi integrasi sistem-sistem sosial yang paling mungkin didasari pada seperangkat arti, nilai, norma hukum yang secara logis dan konsisten mengatur interaksi antara kepribadian-kepribadian yang ada didalam masyarakat. Tingkat yang paling rendah dimana kenyataan sosial-budaya dapat dianalisa pada tingkat interaksi antara 2 orang atau lebih.
E.    Max Weber
Max weber lebih pada system gagasan, system pengetahuan, system kepercayaan  justru menjadi sebab perubahan. Weber mengakui bahwa ilmu-ilmu sosial harus berkaitan dengan fenomena spiritual atau ideal, sebagai ciri-ciri khas dari manusia yang tidak berada dalam jangkauan bidang ilmu-ilmu alam. Akan tetapi, pembedaan yang diperlakukan tentang subyek dan obyek tidak harus melibatkan pengorbanan obyektivitas di dalam ilmu-ilmu sosial, atau pembedaan yang menyertakan intuisi sebagai pengganti untuk analisis sebab-musabab yang dapat ditiru.
F.    Talcott Parsons
Melahirkan teori fungsional tentang perubahan. Dalam teorinya, Parsons menganalogikan perubahan sosial pada masyarakat seperti halnya pertumbuhan pada mahkluk hidup. Komponen utama pemikiran Parsons adalah adanya proses diferensiasi. Parsons berpendapat bahwa setiap masyarakat tersusun dari sekumpulan subsistem yang berbeda berdasarkan strukturnya maupun berdasarkan makna fungsionalnya bagi masyarakat yang lebih luas. Ketika masyarakat berubah, umumnya masyarakat tersebut akan tumbuh dengan kemampuan yang lebih baik untuk menanggulangi permasalahan hidupnya. Dapat dikatakan Parsons termasuk dalam golongan yang memandang optimis sebuah proses perubahan.
Ulasan tentang persamaan dan perbedaan teori perubahan social menurut para ahli
Perbedaannya Pemikiran Karl Max mengatakan  perubahan social itu hanya sebagai produk sebuah porduksi atau materialism), ibn khaldun mengenalkan teori “ asabiyah” yaitu teori persamaan kepentingan,adanya saling ketergantungan dalam memenuhin kebutuhan tertentu. Pitirin A Sirokin memusatkan pada arti, nilai, norma dan symbol sebagai kunci untuk memahami kenyataan social-budaya. Max Weber, mengemukakakn bahwa system kepercayaan justru menjadi sebab perubahan,ilmu-ilmu sosial harus berkaitan dengan fenomena spiritual atau ideal, sedangkan Arnoold Toynbe menilai bahwa peradaban besar berada dalam siklus kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan dan kematian. Dan Talcot Parson perubahan sosial pada masyarakat seperti halnya pertumbuhan pada mahkluk hidup
Persamaan dari teori-teori perubahan social menurut para ahli




3.     Apa yang dimaksud dengan fenimisme sebagai teori alternative, diskripisakn tentang teori fenimisme ini disertai dengan jenis-jenisnya.
Feminis adalah orang yang mempunyai kesadaran bahwa ada relasi kekuasaan yang tidak adil antara perempuan dan laki-laki yang mengakibatkan ketertindasan terhadap perempuan.
Kesadaran tersebut dibarengi dengan upaya membebaskanketertindasan perempuan di ranah publik maupun domestik,yang dilakukan secara individu maupun kolektif. Ada yangmengatakan bahwa feminis tidak melihat jenis kelamin.Sehingga laki-laki bisa menjadi feminis bila dia mempunyaikesadaran bahwa ada relasi kekuasaan yang tidak adil antaralaki-laki dan perempuan yang mengakibatkan ketertindasanterhadap perempuan. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwatidak mungkin ada laki-laki yang menjadi feminis, karenamereka tidak akan pernah bisa merasakan penindasan sepertiyang dialami perempuan
Jenis-jenis Teori Fenimisme :
a.     Teori feminism Liberal
Feminisme Liberal ialah pandangan untuk menempatkan perempuan yang memiliki kebebasan secara penuh dan individual. Aliran ini menyatakan bahwa kebebasan dan kesamaan berakar pada rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan publik. Setiap manusia demikian menurut mereka punya kapasitas untuk berpikir dan bertindak secara rasional, begitu pula pada perempuan. Akar ketertindasan dan keterbelakngan pada perempuan ialah karena disebabkan oleh kesalahan perempuan itu sendiri. Perempuan harus mempersiapkan diri agar mereka bisa bersaing di dunia dalam kerangka “persaingan bebas” dan punya kedudukan setara dengan lelaki.
b.     Teori feminisme Marxist
Feminisme Marxist melihat adanya penindasan klas yang memiliki alat produksi (borjuis) terhadap klas proletar (buruh) yang tidak memiliki alat produksi sebagai masalah utama Penyebabnya adalah Klas danfeodalisme, feminisme Marxis melihat masalah perempuan sebagaibagian dari masalah feodalisme.

c.     Fenimisme kontemporer
Mereka tidak mempersoalkan kekerasan yang dilakukan oleh suatu budaya tertentu karena harus dihargai sebagai suatu keragaman yang harus dihormati (feminisme multikulturalisme) . Adanya kecenderungan memfokuskan pada penafsiran kitab suci saja(feminisme agama-agama). Feminisme kontemporer mencakup, Feminisme dunia ketiga, Feminisme agama, Feminisme multikulturalisme, Eco-feminisme
d.     Feminis sosialis

     Berpendapat bahwa penindasan terhadap buruh perempuan disebabkan kapitalis medan budaya patriarki terutama melalui pembagian kerja secara seksual. strategi yang dipilih adalah pengorganisasian buruh perempuan yang dilihat sebagai kelompok yang tertindas baik secara jenis kelamin maupun klas.




Sumber:

0 comments:

Post a Comment