Saturday, December 29, 2012

KETAHANAN BUDAYA


Nama               :  Regina Suci Prima Yuni        
Nim                 :  11413244009

Studi Kasus Ketahanan Budaya
KLAIM MALAYSIA TERHADAP BUDAYA INDONESIA

Suatu paham kebangsaan yang menjadi bekal bagi berdirinya suatu bangsa, ialah suatu kejayaan bersama di zaman yang lampau dimilikinya orang-orang besar dan diperolehnya kemenangan-kemenangan, sebab penderitaan itu menimbulkan kewajiban-kewajiban, yang selanjutnya mendorong kearah adanya usaha bersama. Pengorbanan yang dilakukan oleh para founding father suatu negara pun merupakan upaya untuk memperlihatkan bahwa masyarakatnya merupakan orang-orang yang merdeka atas dirinya dan budaya lokal merupakan jati dirinya, sehingga pengklaiman oleh negara lain terhadap budaya tersebut merupakan tindakan yang telah melewati ambang toleransi dan dibutuhkan tindakan tegas untuk menanganinya.

Menilik atas tindakan pengklaiman budaya Indonesia yang dilakukan oleh Malaysia merupakan bentuk ketidak patutan terhadap pelanggaran identitas nasional suatu bangsa yang akan mengakibatkan pergeseran nilai dari identitas budaya tersebut dan kerancuan persepsi di dunia global. Suatu negara tentu diharuskan untuk membangun citra negaranya dan mengembangkan bangsanya dengan proses yang bersifat dinamis dan berkelanjutan. Seperti upaya Malaysia dengan menggunakan promosi pariwisata sebagai alat pencitraan negaranya sekaligus untuk menarik wisatawan datang ke Malaysia. Namun tindakan pemerintah Malaysia yang keliru menggunakan dan memasukkan budaya-budaya Indonesia kedalam promosi pariwisatanya sangatlah tidak dapat diindahkan.

Konflik kebudayaan antara Indonesia-Malaysia bermula ketika ada beberapa pemuda dari negara tetangga tersebut (baca: Malaysia) menyanyikan sebuah lagu yang berjudul “Rasa sayange” dalam acara pembukaan forum pertukaran pemuda Jepang-Asean di Tokyo pada pertengahan bulan Oktober 2007, bukan hanya itu, lagu ini dijadikan jingle dalam salah satu iklan pariwisata Malaysia. Hal tersebut menunjukkan secara implisit bahwa lagu tersebut adalah milik Malaysia.

 Setelah itu kesenian dan kebudayaan indonesia dikejutkan lagi dengan adanya alat musik asal malaysia yang disebut dengan “malay bamboo” yang setelah dilihat lebih jelas lagi ternyata sangat mirip bahkan tidak ada bedanya dengan “angklung” yang berasal dari Jawa Barat. Permasalahan kemudian berlanjut lagi pada persoalan dunia seni dan budaya Indonesia, munculnya tarian di Malayisa yang mereka namakan dengan “barong dance” yang sama sekali tidak ada bedanya dengan tarian Reog Ponorogo yang berasal dari Ponorogo, Jawa timur. Terakhir kini, muncul lagi dengan adanya iklan Malaysia Truly Asia 2009 yang menampilkan Tarian Pendet dari Bali, dan diketahui akibat hal tersebut menimbulkan protes keras oleh masyarakat Indonesia, dari konsep nasionalisme serta kesatuan bangsa dengan perasaan Malaysia merupakan musuh eksternal bersama yang mengganggu kesatuan tanah air, dapat diaplikasikan dengan tindakan rakyat Indonesia dengan maraknya aksi protes, demonstrasi, hingga perang di dunia maya yang merupakan ekspresi dari rakyat Indonesia yang merasa dirugikan atas tindakan Malaysia tersebut. Sebab rakyat Indonesia telah menggangap bahwa Malaysia berusaha mencuri perlahan-lahan budaya dari Indonesia
Tetapi rakyat Indonesia pun tidak serta merta menyalahkan seratus persen kepada pihak Malaysia, sebab menjadi sentilan yang sangat pedih bagi rakyat Indonesia bahwa beraninya negara tetangga dalam melakukan pengklaiman budaya tersebut, dikarenakan oleh sikap rakyat Indonesia yang ternyata selama ini kurang memeperhatikan budaya-budaya lokalnya, dan hanya merasa marah ketika mengetahui bahwa ada negara lain yang berusaha mengatas milikkannya, sedangkan upaya rakyat Indonesia sendiri dalam melestarikan budaya-budaya tersebut masih sangat minim. Maka menjadi pelajaran bagi masyarakat Indonesia saat ini untuk lebih mengahrgai keranekaragaman dan kekayaan yang ada di negaranya dan menjadikannya sebagai jadi diri bangsa yang dapat mendunia.
Negara tetangga yang satu ini berulah dengan melakukan klaim terhadap kebudayaan kita, yang menjadi sasaran terbaru adalah Tari Pendet asal Bali, mereka menggunakannya untuk iklan pariwisata Malaysia, setelah mereka “mengirim” teroris ke Indonesia, sekarang mereka mau “mencuri” kebudayaan Indonesia, mereka begitu jeli memanfaatkan situasi dimana sebagian besar rakyat Indonesia sudah tidak begitu memperhatikan kebudayaannya sendiri, situasi dimana rakyat Indonesia lebih bangga jika menggunakan yg berbau luar dan asing, situasi dimana, kebudayaan-kebudayaan tersebut sudah jarang dan hampir punah mungkin dari bumi pertiwi, dikarenakan hanya sedikit orang yang mau tetap melestarikannya. Media televisi, juga dengan latahnya mengikuti trend ini.



Analisia terhadap Kasus
KLAIM MALAYSIA TERHADAP
BUDAYA INDONESIA
Hubungan Indonesia dan Malaysia kembali memanas beberapa waktu yang lalu, pemicunya gara-gara Malaysia yang menggunakan kebudayaan Indonesia, dalam kasus tersebut kebudayaan merupakan faktor utama dalam mempertahankan  ketahanan budaya, baik memperburuk atau memperkuat ketahanan budaya Indonesia terhadap “Klaim Malaysia Terhadap Budaya Indonesia”. Konflik dengan Malaysia, bukan kali ini terjadi, sejarah panjang mencatat, hubungan dua negara tetangga memang terus mengalami pasang surut, terjadinya konflik tentu saja memperburuk ketahan budaya nasional bangsa Indonesia.
Pengklaiman budaya Indonesia yang dilakukan oleh Malaysia merupakan bentuk ketidak patutan terhadap pelanggaran identitas nasional suatu bangsa yang akan mengakibatkan pergeseran nilai dan memperburuk ketahanan budaya dari identitas budaya tersebut dan persepsi buruk di dunia global, banyak sekali kebudayaan Indonesia yang diklaim oleh Malaysia, namun Indonesia baru menyadari setelah Malaysia mengklaim, dan hal itu tentunya memperburuk ketahanan budaya Indonesia, Indonesia tidak menyalahkan Malaysia sepenuhnya.
Malaysia sebaiknya harus menghormati kebudayaan yang sudah digariskan menjadi hak milik Indonesia, Malaysia sebagai negara tetangga harus menghormati Indonesia, malaysia jangan sekali-kali mengklaim kebudayaan atau wilayah Indonesia karena rakyat Indonesia pasti akan memberikan refleks yang keras karena hal itu. Malaysia begitu banyak mengklaim kebudayaan Indonesia menyebabkan memperburuknya ketahanan budaya Indonesia, untuk itu masyarakat Indonesia harus memperjuangkan kebudayaan daerah masing-masing agar tercapainya kekuatan dalam keatahanan budaya, salah satu aspek yang memperburuk ketahanan budaya Indonesia yaitu Globalisasi, kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akses proses globalisasi ini, globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan, terutama aspek kebudayaan, globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus diselesaikan,dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan dan ketahanan budaya Indonesia, bangsa Indonesia harus bersiap-siap menerima kenyataan masuknya pengaruh budaya luar terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa.
Saat ini bangsa Indonesia lebih suka atau asik dengan kebudayaaan barat yang melanda hampir seluruh rakyat Indonesia akibat dari globalisasi, pada era globalisasi saat ini, mengelola suatu bangsa yang luas dan besar seperti bangsa Indonesia tentu bukan merupakan hal yang mudah. Tantangan globalisasi menjadi bagian dari tantangan yang bersifat eksternal selain dari tantangan, bahkan ancaman yang berasal dari keanekaragaman budaya dan suku bangsa yang bersifat internal, globalisasi dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat, disegala aspek kehidupan, hal ini tentunya dipengaruhi oleh adanya kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi, dalam perkembangan ilmu pengetahuan Negara maju yang menguasai itu, mereka yang mampu mengerakan komunikasi internasional justru Negara-negara maju, sedangkan Negara-negara yang berkembang sepertui Indonesia, selalu khawatir akan tertinggal dalam arus globalisai dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, termasuk kesenian kita.
Di Negara maju kekuatan nasional  dan ketahanan budaya menentukan peranan negara dalam perkembangan dunia internasional, namun tidak berarti bahwa suatu negara harus memiliki secara mutlak keseluruhan dari unsur-unsur kekuatan nasional tersebut demi mencapai keatahan budaya yang kuat,. selain dari unsur-unsur kekuatan nasional yang  dimiliki oleh suatu negara, faktor lain yang sangat mempengaruhi kekuatan nasional yang berkaitan dengan unsur-unsur kekuatan nasional tersebut adalah bagaimana suatu negara mampu mengelola dan memanfaatkan dari unsur-unsur kekuatan nasional demi ketahanan budaya yang emnjadikan budaya itu kuat tak mudah di gangu oleh Negara lain.
Tanpa disadari dengan keadaan yang seperti ini menjadikan Indonesia krisis kebudayaan, budaya yang seharusnya dilestarikan, memang hubungan Indonesia dan Malaysia sering terjadinya pasang surut, yang mungkin disengaja oleh suatu kelompok yang tidak menghendaki hubungan baik antara Malaysia   dan Indonesia, baik dipihak kelompok-kelompok tertentu di Malaysia maupun Indonesia yang sengaja memanas-manasi, supaya hubungan kedua negara semakin tegang, belum terselesaikan yang satu, muncul lagi kemudian hal lain yang dapat membuat kedua belah pihak bersitegang, memang tidak dapat dipungkiri bahwa kemakmuran ekonomi Malaysia telah membuat citra negeri tersebut relatif lebih baik dimata dunia, Malaysia ingin mengatakan bahwa Malaysia kini lebih maju dari Indonesia, dan hal inilah yang digunakan Malaysia untuk berbuat seenaknya.
Indonesia dan malaysia seakan mempunyai dendam yang gak pernah bisa habis dan hilang, sebagian rakyat Indonesia yang terlihat sangat membenci rakyat malaysia di karnakan ulah pemerintahan malaysia yang selalu menyayat perasaan bangsa Indonesia, rakyat malaysia telah sadar dan telah dewasa dalam memandang hal-hal seperti ini, tapi di sayang kan dengan masi banyak nya rakyat indonesia yang belum mau menerima dan berpikir positif seperti rakyat Malaysia, sebenar nya hanya masalah sepele penyebab dari  konflik dua negara besar ini dengan hal demikian lah yang membuat kekeliruan tak pernah berakhir.
Indonesia tidak terlepas dari kebudayaan yang ada, permasalahan-permasalahan kebudayaan pun mulai timbul, seiring berkembangnya zaman, kebudayaan di Indonesia mulai luntur, hal ini dikarenakan semakin berkembangnya teknologi yang mempunyai dampak negatif terhadap kebudayaan Indonesia. Dengan banyaknya media elektronik kebudayaan barat mulai mengubah pola pikir masyarakat Indonesia. Karena pola pikir masyarakat Indonesia yang masih rendah, mereka dengan mudah mengikuti budaya barat tanpa adanya filtrasi, sehingga mereka cenderung melupakan kebudayaanya sendiri.

Kebudayaan setiap masyarakat atau bangsa terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu ketahanan budaya yang bersifat  kesatuan nasional, rasa kebersamaan atau yang biasa disebut solidaritas merupakan suatu wujud nasionalisme yang penting dan harus ditumbuhkan saat ini, rasa kebersamaan dapat memberikan semangat atau spirit yang tangguh bagi masyarakat dan negara untuk terus membangun dan memajukan bangsa termasuk keatahanan budaya nasional dan meperbaiki buruknya kebaudayaan saat ini,  dapat kita clihat seperti saat terjadinya klaim budaya-budaya nasional Indonesia oleh negeri jiran Malaysia, pada saat itu secara spontan masyarakat Indonesia muncul rasa kebersamaan atau solidaritasnya untuk maju untuk membela hak-hak bangsa Indonesia.
Rasa kebersamaan semestinya harus dapat dirasakan pada setiap saat dan dimana saja. sehingga rasa nasionalisme atau cinta tanah air dapat kita wujudkan dan dapat masyarakat nikmati secara merata demi mencapai kekuatan atau ketahan budaya yang saat ini mulai memudar, salah satu carany yaitu dengan  rasa kebersamaan tidak hanya muncul saat terjadi bencana, keamanan negara diganggu oleh negara lain, warga negara kita disiksa oleh warga negara negara lain, mestinya muncul pada setiap saat dan  pada tempatnya, sehingga masyarakat menjadi aman dan tentram karena pejabat politik memiliki rasa solidaritas yang tinggi untuk membela rakyat agar menjadi maju dan hidup bahagia, pejabat politik juga memiliki rasa kebersamaan dalam menanggulangi kemiskinan, pengangguran dan  kebodohan yang masih banyak dirasakan oleh rakyat Indonesia walaupun kita sudah merdeka selama 64 tahun.










Permasalahan budaya Indonesia sangatlah banyak dilihat dari beberapa factor yaitu,  kurangnya regenerasi dari masyarkat Indonesia, kurangnya rasa memilki antara sesame, kurangnya pengharagaan dari pemerintah atas upaya mempertahankan kebudayaan, konsep pelestarian budaya yang kurang teapat, masyarakat yang teralalu mudah menyarap budaya luar. Masalah budaya Indonesia tersebut bila tidak segera ditangani maka akan berakibat pada punahnya budaya Indonesia sehingga dikhawatirkan akan terjadi krisis budaya di jaman anak cucu kita kelak.
Pembelajaran untuk Indonesia , Seharusnya dari konflik-konflik yang ada, Indonesia dapat belajar dari pengalaman sebelumnya. Indonesia tidak terlalu sepele terhadap budayanya sendiri, seperti contoh lagu Tor-tor ini sendiri.  Sebelum adanya pengklaiman dari Malaysia, Tarian ini cukup dibiarkan dan kesenian tersebut kurang dilestarikan. Masyarakat Indonesia lebih asik kepada budaya kesenian barat dan lainnya, begitu juga dengan Sipadan dan Ligitan, padahal jika dilihat bahwa pulau tersebut merupakan wilayah Indonesia dikarenakan bekas jajahan Belanda, hanya saja karena Indonesia tidak merawatnya, Malaysia saat itu lebih dahulu merawatnya. Budaya Indonesia itu sangat menarik dan beranekaragam. Wajar saja Malaysia cukup tertarik dengan kita. Masyarakat dan pemerintahan Indonesia seharusnya bertindak tegas dan bergerak cepat terhadap pengklaim budaya Indonesia terhadap Malaysia,
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan kita bersama yakni kebudayaan yang mempunyai makna bagi kita bangsa Indonesia, kalau bukan kita lalu siapa lagi yang akan menjaga dan melestarikannya, hal ini sebenarnya akan menimbulkan rasa tanggung jawab untuk melestarikan kebudayaan tersebut. Begitu juga halnya dengan pemerintah, pemerintah harus tegas dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia dengan cara membuat peraturan perundang-undangan yang bertujuan untuk melindungi budaya bangsa.
Jika perlu pemerintah harus mematenkan budaya yang ada di Indonesia agar tidak jatuh ke tangan Negara lain. Pemerintah perlu segera membuat mekanisme untuk mengatur permasalahan kebudayaan antara Indonesia dengan Malaysia agar ke depan tidak terjadi lagi permasalahan klaim budaya yang berpotensi mengganggu hubungan kedua negara.





DAFTAR PUSTAKA

/

0 comments:

Post a Comment