REGINA
SUCI PRIMA YUNI
11413244009
PENDIDIKAN
SOSIOLOGI/ B
1. Bagaimana hubungan antara perubahan social dan
perubahan budaya, disertai contoh
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi
pada unsur-unsur social dalam kehidupan masyarakat, Perubahan kebudayaan adalah
perubahan yang terjadi pada wujud budaya dan pada unsur-unsur budaya, jadi
hubungan antara keduanya bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan
social dalam kebudayaan, dan perubahan
social danb budaya itu merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam
setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi
sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan
perubahan. bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari
perubahan social dan budaya.
Contohnya saja, perubahan mode pakaian,
perubahan mode berpakaian saat ini tidak terjadi dengan sendirinya terdapat
beberapa factor pendorong dari perubahan model pakaia itu, seperti masuknya kebudayaan barat melalui
televisi. Namun, perubahan mode pakaian itu bisa juga tidak terjadi di daerah
lain yang masih terpencil, dan seperti ilmu pengetahuan,kesenian,
teknologi,filsafat,dan lain-lain
2. Menurut
anda mana yang paling dulu terjadi, perubahan social diikuti perubahan budaya
taua sebaliknya, berikan alas an dan contoh.
Perubahan yang dulu terjadi
adalah perubahan social yang diikuti dengan perubahan budaya, karena. Perubahan
sosial terjadi sudah ada sejak zaman dahulu. Ada kalanya perubahan-perubahan
yang terjadi berlangsung demikian cepatnya, sehingga membingungkan manusia yang
menghadapinya. terjadi pada struktur suatu masyarakatnya saja tetapi sekaligus
terjadi perubahan pada fungsi - fungsi sosialnya dari struktur masyarakat
tersebut. setiap perubahan sosial selalu di
awali dengan adanya perubahan kebudayaan, perubahan sosial mengikuti perubahan
kebudayaan, walupun tidak setiap perubahan kebudayaan akan diikuti dengan
perubahan sosial.
Contohnya, kurang
intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang
lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan
yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal
yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi
perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan.
Teori-teori
perubahan social menurut para ahli
A. Arnold
Toynbe
Arnold Toynbee menilai bahwa peradaban besar
berada dalam siklus kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan dan kematian. Toynbee
lebih menekankan pada masyarakat atau peradaban sebagai unit studinya Peradaban
muncul berdasarkan perjuangan mati-matian. Peradaban hanya tercipta karena
mengatasi tantangan dan rintangan, bukan karena menempuh jalan yang terbuka .
B. Karl
Max
Merumuskan bahwa perubahan social dan budaya
sebagai produk dari sebuah produksi (materialism). Menurut Marx kehidupan modern
dapat dirujuk kesumber materialnya yang riil (misalnya, struktur kapitalisme),
Marx benar-benar meletakan dialektikanya dalam landasan material. Dengan
gagasannya Marx menciptakan filsafatnya sendiri yaitu filsafat materialisme
dialektika, yang menekankan pada hubungan dialektika dengan kehidupan material,
filsafat materialisme memperlihatkan adanya keterhubungan dengan dengan
materialisme lama. Sumbangan yang diberikan Karl Marx adalah, materialismenya
mengarah kepada keterlibatan manusia sebagai subjek kesadaran.
C. Ibn
Khaldun
Ibnu khaldun terkenal dengan suatu teori yang
disebut “ Ashabiyah” yakni persamaan kepentingan sebagai akibat dari adanya saling
ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan tertentu menyebabkan orang bergabung
dan bersatu dalam kelompoknya dan mematuhi ketentuan-ketentuan yang disepakati
bersama, ibn khaldun mengatakan bahwa Ashabiyah muncul karena empat sebab yakni
a. Ikatan
darah atau keturunan dan kerabat
b. Ikatan
perjanjian
c. Ikatan
yang timbul karena hubungan perlindungan dengan yang dilindungi
d. Ikatan
agama
D. Pitirin
A. Sirokin
Sorokin memusatkan perhatiannya pada tingkat
budaya, dengan menekankan pada arti, nilai, norma dan symbol sebagai kunci
untuk memahami kenyataan social-budaya. Sorokin juga menekankan adanya saling
ketergantungan antara pola-pola budaya. Ia percaya bahwa masyarakat adalah
suatu sistem interaksi dan kepribadian individual.
Tingkat tertinggi integrasi sistem-sistem
sosial yang paling mungkin didasari pada seperangkat arti, nilai, norma hukum
yang secara logis dan konsisten mengatur interaksi antara
kepribadian-kepribadian yang ada didalam masyarakat. Tingkat yang paling rendah
dimana kenyataan sosial-budaya dapat dianalisa pada tingkat interaksi antara 2
orang atau lebih.
E. Max
Weber
Max weber lebih pada system gagasan, system
pengetahuan, system kepercayaan justru
menjadi sebab perubahan. Weber mengakui bahwa ilmu-ilmu sosial harus berkaitan
dengan fenomena spiritual atau ideal, sebagai ciri-ciri khas dari manusia yang
tidak berada dalam jangkauan bidang ilmu-ilmu alam. Akan tetapi, pembedaan yang
diperlakukan tentang subyek dan obyek tidak harus melibatkan pengorbanan obyektivitas
di dalam ilmu-ilmu sosial, atau pembedaan yang menyertakan intuisi sebagai
pengganti untuk analisis sebab-musabab yang dapat ditiru.
F. Talcott
Parsons
Melahirkan
teori fungsional tentang perubahan. Dalam teorinya, Parsons menganalogikan
perubahan sosial pada masyarakat seperti halnya pertumbuhan pada mahkluk hidup.
Komponen utama pemikiran Parsons adalah adanya proses diferensiasi. Parsons
berpendapat bahwa setiap masyarakat tersusun dari sekumpulan subsistem yang
berbeda berdasarkan strukturnya maupun berdasarkan makna fungsionalnya bagi
masyarakat yang lebih luas. Ketika masyarakat berubah, umumnya masyarakat
tersebut akan tumbuh dengan kemampuan yang lebih baik untuk menanggulangi
permasalahan hidupnya. Dapat dikatakan Parsons termasuk dalam golongan yang
memandang optimis sebuah proses perubahan.
Ulasan tentang persamaan dan perbedaan teori
perubahan social menurut para ahli
Perbedaannya Pemikiran Karl Max
mengatakan perubahan social itu hanya
sebagai produk sebuah porduksi atau materialism), ibn khaldun mengenalkan teori
“ asabiyah” yaitu teori persamaan kepentingan,adanya saling ketergantungan
dalam memenuhin kebutuhan tertentu. Pitirin A Sirokin memusatkan pada arti,
nilai, norma dan symbol sebagai kunci untuk memahami kenyataan social-budaya.
Max Weber, mengemukakakn bahwa system kepercayaan justru menjadi sebab
perubahan,ilmu-ilmu sosial harus berkaitan dengan fenomena spiritual atau ideal,
sedangkan Arnoold Toynbe menilai bahwa peradaban besar berada dalam siklus
kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan dan kematian. Dan Talcot Parson perubahan
sosial pada masyarakat seperti halnya pertumbuhan pada mahkluk hidup
Persamaan dari teori-teori perubahan social
menurut para ahli
3. Apa
yang dimaksud dengan fenimisme sebagai teori alternative, diskripisakn tentang
teori fenimisme ini disertai dengan jenis-jenisnya.
Feminis adalah orang yang mempunyai kesadaran
bahwa ada relasi kekuasaan yang tidak adil antara perempuan dan laki-laki yang
mengakibatkan ketertindasan terhadap perempuan.
Kesadaran tersebut dibarengi dengan upaya
membebaskanketertindasan perempuan di ranah publik maupun domestik,yang
dilakukan secara individu maupun kolektif. Ada yangmengatakan bahwa feminis
tidak melihat jenis kelamin.Sehingga laki-laki bisa menjadi feminis bila
dia mempunyaikesadaran bahwa ada relasi kekuasaan yang tidak adil
antaralaki-laki dan perempuan yang mengakibatkan ketertindasanterhadap
perempuan. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwatidak mungkin ada
laki-laki yang menjadi feminis, karenamereka tidak akan pernah bisa
merasakan penindasan sepertiyang dialami perempuan
Jenis-jenis Teori Fenimisme :
a. Teori
feminism Liberal
Feminisme Liberal ialah
pandangan untuk menempatkan perempuan yang memiliki kebebasan secara penuh dan
individual. Aliran ini menyatakan bahwa kebebasan dan kesamaan berakar pada
rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan publik. Setiap manusia
demikian menurut mereka punya kapasitas untuk berpikir dan bertindak secara
rasional, begitu pula pada perempuan. Akar ketertindasan dan keterbelakngan
pada perempuan ialah karena disebabkan oleh kesalahan perempuan itu sendiri.
Perempuan harus mempersiapkan diri agar mereka bisa bersaing di dunia dalam
kerangka “persaingan bebas” dan punya kedudukan setara dengan lelaki.
b. Teori
feminisme Marxist
Feminisme Marxist melihat adanya penindasan
klas yang memiliki alat produksi (borjuis) terhadap klas proletar (buruh)
yang tidak memiliki alat produksi sebagai masalah utama Penyebabnya adalah Klas
danfeodalisme, feminisme Marxis melihat masalah perempuan sebagaibagian
dari masalah feodalisme.
c.
Fenimisme kontemporer
Mereka tidak mempersoalkan kekerasan
yang dilakukan oleh suatu budaya tertentu karena harus dihargai sebagai suatu
keragaman yang harus dihormati (feminisme multikulturalisme) . Adanya
kecenderungan memfokuskan pada penafsiran kitab suci saja(feminisme
agama-agama). Feminisme kontemporer mencakup, Feminisme dunia ketiga, Feminisme
agama, Feminisme multikulturalisme, Eco-feminisme
d. Feminis
sosialis
Berpendapat
bahwa penindasan terhadap buruh perempuan disebabkan kapitalis medan budaya
patriarki terutama melalui pembagian kerja secara seksual. strategi yang
dipilih adalah pengorganisasian buruh perempuan yang dilihat sebagai kelompok
yang tertindas baik secara jenis kelamin maupun klas.
Sumber:
0 comments:
Post a Comment